Ada rumor, SBY kita akan membeli pesawat kepresidenan dengan harga 3,15 triliun rupiah. wow!!!

sumber: inilah.com

Publik dan media masih mengintip dan mencari kebenaran berita ini. Kalangan Istana diharapkan bisa memberikan penjelasan benar tidaknya isu yang beredar di ruang publik ini.

Kabarnya pesawat kepresidenan itu harga normalnya mencapai US$250 juta. Namun Boeing juga menawarkan kalau Indonesia menginginkan pesawat sekelas Obama, harganya bertambah menjadi US$100 juta sehingga total US$350 juta atau Rp3,15 triliun, seperti Air Force One.

Namun para aktivis dan intelektual menegaskan, pembelian pesawat itu jelas pemborosan, jor-joran dan melukai rasa kedilan. “Kami mengimbau dan mohon agar presiden membatalkan pembelian pesawat itu di tengah kemiskinan rakyat yang meluas, ketidakpastian hukum, kesenjangan ekonomi serta korupsi yang merajalela,” tutur M Chosin Amirullah MA Ketua PB HMI.
''Kami mengimbau Pak Presiden, demi keadilan dan kebajikan, batalkan rencana beli pesawat kepresidenan dari Boeing atau lainnya itu karena boros, jor-joran dan menusuk rasa kedilan sosial,'' tambah Frans Aba MA, alumnus GMNI dan kandidat PhD di National University of Malaysia.

Pemerintah, sejak November 2009, memang telah mengajukan persetujuan pembayaran uang muka tanda jadi pembelian pesawat sebanyak Rp200 miliar ke DPR. Rencana ini pun sempat dipersoalkan sejumlah Badan Anggaran DPR.

Kemudian Mei silam, DPR juga menyetujui rencana pemerintah membeli pesawat jet yang akan digunakan sebagai pesawat kepresidenan. Rencana membeli pesawat kepresidenan tersebut dengan pertimbangan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta pelayanan operasional terhadap Presiden dan Wakil Presiden

Selama ini, Indonesia memang belum mempunyai pesawat kepresidenan khusus yang dikelola negara. Pesawat yang dipakai presiden untuk kunjungan ke dalam dan luar negeri adalah pesawat sewaan Garuda Indonesia Airways (GIA) dan Pelita Air Service (PAS) atau memakai pesawat milik TNI jenis Fokker 28 dengan nomor register A2802 dan Boeing 737-200.

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan mengatakan, sebaiknya presiden memakai pesawat komersil dalam tiap kali kunjungannya serta mengurangi jumlah rombongan hingga di bawah 100 orang.

Menurut Fitra, pembelian pesawat itu tidak etis di tengah-tengah kondisi rakyat yang miskin. Apalagi, sepertiga dari APBN tiap tahun habis untuk membayar cicilan bunga utang dan pokoknya

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More