Referensi Dari Sebuah Film "Tanda Tanya"

Film Tanda Tanya (?), buah karya Hanung Bramantyo yang sudah terlanjur masuk pada bilik kontroversi belakangan ini menjadikan saya tergerak buat menonton, apa lagi banyak isu kalau film ini mau di cekal oleh beberapa ormas yang di tuding sebagai film berkedok toleransi untuk mendangkalkan Akidah ummat, dan bahkan yang lebih ekstrim lagi konon film ini secara tidak langsung di tuduh akan mengajak ummat muslim untuk menanggalkan keimanannya menjadi murtad. Astaghfirullah, saya tidak serendah itu sodara-sodara... di tambah lagi dengan sikap teman saya yang sebelum nonton film ini sudah menyiapkan segepok tissue di dalam tas nya. Jadi makin tambah penasaran setibanya duduk di kursi bioskop dalam theater.

Tapi esensinya saya mau nonton bukan kepengen tahu sedih atau engganya film ini, tapi lebih pada mencari sudut pandang yang berbeda dalam sisi pluralismenya. Apalagi konon cerita film ini di angkat dari sebuah kisah nyata.

Setelah nonton film yang yang berdurasi dua jam dan mengusung potret kehidupan keberagaman beragama ini, menurut saya film ini syarat akan makna buat menjadi renungan kita bersama, Film ini justru berani mengungkap pertentangan dan gesekan-gesekan sosial antara banyak penganut agama dalam masyarakat yang menjadi konflik sosial yang terjadi
sehari-hari, dan semakin banyak jumlahnya karena perbedaan pandangan hidup masing-masing.

Film ini sebenarnya kembali mengingatkan kita atau bangsa ini tentang pentingnya sikap toleransi ditengah keberagaman agama. Mengingatkan kembali semangat bangsa ini sebagai bangsa berpluralisme seperti sediakala. Dimana sikap saling
mengerti dan menghargai acapkali sangat dibutuhkan dalam memandang keberagaman yang ada seperti sekarang.
Film ini juga mengisahkan bagaimana hidup berdampingan dalam lingkungan yang dikelilingi oleh Mesjid, Gereja dan Klenteng.

Keluarga Tan Kat Sun, yang mengambil peran sebagai pemilik restaurant Canton, masakan Cina yang walaupun kebanyakan menyediakan masakan yang tidak halal, namun dengan kesadaran dan toleransinya yang tinggi, ia juga mengakomodir kebutuhan makanan halal bagi pelanggan muslimnya. Bahkan restaurant ini sengaja di tutupi beberapa kain putih sebagai bentuk sikap saling menghormati terhadap orang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Walaupun banyak yang tidak percaya dengan kehalalanya. pemilik restaurant ini berbesar hati dan punya prinsip untuk tetap menghargai karyawanya (menuk), tetangga maupun pelanggan muslimnya.

Rika, seorang muslim yang masuk kristen, janda dengan seorang anak, yang tetap mengajarkan basic ajaran islamnya kepada anaknya bahkan mampu mendatangkan kembali orang tuanya kerumahnya dalam syukuran khatam Al-Quran putra semata wayangnya. di kisahkan Rika memiliki hubungan dengan Surya pemuda muslim yang bersedia memerankan tokoh Yesus yang disiksa dan di salib dalam drama Paskah sebagai Yosef. Rasa toleransi beragama yang tinggi dari sang majikan atau pemilik restaurant membuat Menuk (revalina estemat), satu-satunya karyawanya yang berjilbab, sangat loyal dan totalitas terhadap Tan Kat Sun dan punya tanggung jawab dengan pekerjaanya.
Namun, Soleh, suami Menuk, cemburu pada Hendra, anak pemilik restaurant. Latar belakang anugerah saling mencintai dalam perbedaan agama yang pernah dijalin Hendra dan Menuk membuat pasangan suami-istri ini sering berselisih paham Dalam biduk rumah tangganya.

Lewat film yang di ilhami oleh kisah nyata ini, Hanung Bramantyo mencoba mensyi'arkan pesan tentang toleransi
beragama yang di nilainya kian luntur
belakangan ini. Apalagi sekarang atau ahir-ahir ini sudah cukup banyak kasus kekerasan yang berkedok agama. BOM bunuh diri di cirebon? Ga nyambung kalii ya☺

Then, film ini mungkin mengedukasi kaum muda yang sudah terkontaminasi paradigma lama dengan jalan pikirannya bahwa berbeda agama itu haram, untuk kembali diluruskan sehingga dapat memaknai indahnya perbedaan dalam keberagaman beragama.

Masih pentingkah berbeda? Negri ini selayaknya untuk berterimakasih kepada semua jenis perbedaan dan keberagaman baik dari golongan, ras, etnis, suku ataupun AGAMA. Kalau merujuk pada jenjang fakta sejarah, Tentunya kita masih tahu bagaimana negri ini yang pada masa merebut kemerdekaanya dengan tumpah darah anak-anak bangsa yang tidak dari satu etnis atau satu agama saja. Tengok saja di area makam para pahlawan kita.

Ada banyak sisi menarik dan hal kecil yang coba di angkat dalam film ini. seperti pada adegan beberapa pemuda muslim yang hendak sholat berjamaah dan berpapasan dengan pemuda beretnis china. Mereka jadi males dan gak mau sholat gara-gara di lemparin ucapan kata "teroris" oleh hendra yang berperan sebagai anak dari pemilik restaurant tersebut. Banyak dijumpai juga
gambar-gambar yang dapat memperkuat visualisasi dan tata artistic. Setiap lokasi
pengambilan gambar memiliki detil-detil kecil yang teliti sehingga memberi kesan sangat realistis seperti nyata. Bahkan ada sebuah toko yang menjual ukiran-ukiran kaligrafi tepat berdampingan dengan toko yang menjual lampu klenteng.

Walaupun bukan film dengan genre komedi, tapi ada beberapa adegan yang sanggup membuat saya tertawa, karena adegan- adegan tersebut sering terjadi dalam
keseharian kita sebagai sebuah bahan olokan. Lucu saja kalau kita yang notabene seorang muslim mencoba untuk memerankan yesus di hadapan cermin. dengan kostum telanjang dada ala yesus sambil menyekap lehernya sendiri dengan sapu lantai, lalu kita mengatakan sambil memasang muka asem "Haiiiii para domba dombaaaa". Haha adegan tersebut spontanitas akan membuat kita dan penonton lain akan tertawa terbahak bahak.

Dan justru mendekati endingnya, saya kira semua penonton akan menemui alur cerita yang tegang. Bahkan teman saya yang ada di kursi sebelah pun sampai merasa ga bisa duduk tenang setelah suami menuk menemukan sebuah BOM di belakang kursi jemaat gereja. Hehe! Setelah film ini selesai, sambil usap-usap mata dia bilang "kenapa sholeh nya harus ninggal siih?"
Ya itulah film, kita sebagai penonton kadang ga bisa nebak kemana alur ceritanya akan bermuara. Ya pokoknya tonton saja ini film, itung-itung buat pembelajaran jikalau suatu saat kita di hadapkan pada kondisi keseharian kita, dengan realitas Indonesia sebagai negara plural yang masarakatnya mungkin tidak siap menjadi pluralis.


Dan, saya rasa film yang bertajuk religi ini masuk sebagai best movie film terbaik tahun ini dan wajib buat di tonton. Semoga bermanfaat dan menjadi referensi☺

31 comments:

  1. banyak yang bilang film ini layak tonton.. jauh dari kesan film indonesia yang biasanya cinta menye-menye atau horor esek-esek.

    bahkan saking hebohnya, MUI bilang kalo film tanda tanya ini haram..

    sebelum dibredel, ada baiknya nonton juga deh

    ReplyDelete
  2. wahh jdi ikutan penasaran, weekend kemaren saya d ajak nonton, tp karna film indonesia, trus takutnya genre nya ga jelas, jadi malas.

    ternyata filmnya tentang permasalahn agama ya, klo bgitu saya harus nonton nih, masuk ke dalam list download. hahaha (tetep cari yg free)

    ReplyDelete
  3. assalamu'alaikum Kang,
    saya sudah cukup lama ndak nonton film Kang, tapi dari penjelasan diatas saya memiliki gambaran tentang film itu.
    bahkan Alloh menciptakan manusia berbangsa-bangsa adalah agar untuk saling mengenal. pun demikian dengan hal keberagaman. terus terang saya pernah 5 tahun menjadi pengajar di salah satu sekolah K taat, tapi dengan itu justru mendorong saya melakukan dakwah bil hal bahwa dengan perilaku islami mereka menjadi tahu bagaimana islam selama ini. kenyataannya mereka sangat welcome pada saya bahkan mereka justru banyak bertanya tentang Islam yang ternyata pemahaman mereka selama ini sangat tipis sekali. Mereka mengenal islam dari segi negatifnya saja. setelah saya perkenalkan Alhamdulillah pemikiran mereka berubah menjadi positip. Sayangnya sekarang saya tidak lagi jadi pengajar tapi jadi peedagang

    ReplyDelete
  4. klo MUI blng haram brati filmny bagus "tp yg bkan esek2"
    andita aktingny kern

    ReplyDelete
  5. sempe liat trailernya di youtube, emang bagus masss. semoga MUI ga boikot nih film. kalo sampe, kelewaTAN. Sebagai sesepuhnya umat islam, mestinya MUI berlaku bijak. yang namanya perbbedaan itu bakal trrus ada... itu ga bisa diilangin..

    ReplyDelete
  6. Jadi penasaran pingin nonton..apalagi kata ka gape MUI protes juga tuh..

    ReplyDelete
  7. @Gaphe:
    Lebih tepatnya mendidik penonton buat berpikir. dari papda film horor yang di bumbui paha menganga ;D

    Alasanya apa ya sampe MUI mengharamkan film ini?, menurut sya dlm bebrapa adegan nih film, ga ada yg punya peran untuk mengnjurkan masuk kristen ato apapun semuanya penuh dialog dan pemahaman yg memberi kebebasan buat memilih sesuai dgn keyakinan. Kalopun ada yg kontra dgn film tsb menurut sya cuma salah persepsi :) thanks mass udah mo berbagi. Sallam...

    ReplyDelete
  8. @tito Heyziputra:
    Kalo boleh memilih enaknya di bioskop mas, hehe bukanya mo promosih ;D

    pada dasarnya ini film indonesia bgt pokoe mudu di tonton itung2 belajar memahami pandangan dari org lain ttg agama kita (muslim).

    ReplyDelete
  9. @Djangan Pakies:
    Bener pak kies, ngena bgt apa yang pak kies jabarkan di sini. selama kita yg notabene sbg muslim terlalu menutup diri dgn agama manapun, umat agama lain jg otomatis akan punya kecenderungan menganggap agama kita sbg seuatu yg salah. Mudah2an dgn film ini stigma negatif tentang muslim menjadi berkurang yg selalu di kaitkan dgn teroris.

    ReplyDelete
  10. @Rahman Raden:
    Ceritanya juga bagus sekaligus menyadarkan buat para penontonya agar tdk terjebak pada sebuah perbedaan. Revalina juga bagus aktingnya polos dan tulus ;D

    ReplyDelete
  11. @Noeel-Loebis:
    Kalo boleh meraba keputusan MUI untuk melarang film tsb mungkin pas adegan seorang muslim yg masuk kristen trus dia ngajak temenya untuk berperan menjadi yesus dlm pementasan drama di greja. Mudah2an tebakan sya salah hehe...

    Iya, kebijakan MUI tdk sedikit juga yang udah masuk pasar pro dan kontra ;D
    fb di haramkan? Untung bukan blogger haha..

    ReplyDelete
  12. @sarah azahra:
    Nonton aja buruan, apalagi pas pemilik restauran mengatakan kpda anaknya bahwa berdagang itu bukan mau mencari keuntunganya saja tapi bla bla bla... Nonton sndiri aja dlu ;D salammm..

    ReplyDelete
  13. Wah jadi penasaran & kepengen nonton saya ..... dibioskop sini apa sudah ada ya...?

    ReplyDelete
  14. oh ... katanya juga ada sayembara untuk memberikan judul yang cocok yang buat tuh film?

    ReplyDelete
  15. wah kalo filmnya garapan mas Hanung emang rada gimana gitu. ada aja kontroversinya seperti "mengaku rasul" dulu.

    ReplyDelete
  16. waa banyak yg bilang pelem nya seru..tapi rada KONTROPEERSIAAL sih...gu pengen nonton aah =))
    salam kenaal ya

    ReplyDelete
  17. saya justru mendukung MUI, toleransi antar umat beragama boleh saja

    tapi tidak ada toleransi untuk akidah, iman harus dipertahankan bung, hanung itu muslim tapi kok filmnya ga membela islam?

    ada banyak skenario untuk menunjukan Islam agama damai tanpa merendahkan akidah, kenapa tdk digarap oleh hanung?

    ReplyDelete
  18. @Arief Bayoe Sapoetra:
    Insya Allah msh ada mas, disini jg udah satu mggu di puter hampir tiap hari hehe. biasanya kalo pilem bagus masa tayangnya sengaja di buat lama ;D

    ReplyDelete
  19. @John Terro:
    Owh gtu ya, hehe makanya ngambil judulnya juga "tanda tanya". mungkin sutradara jg pengen lbh berhati hati untuk tdk menyinggung salah satu agama manapun :)

    ReplyDelete
  20. @Nova Miladyarti:
    Tapi kalo kita mo berpikir sih, jangankan hanung yg notabene org biasa, MUI saja kadang fatwanya sering masuk ruang kontroversi.. fb, rokok ataupun suara golput katanya haram?, untung aja blog msh halal...Hehe

    Ya intinya sih pintar2nya kita aja dlm bersikap, memilih dan memilah dgn persepsi yg positiv dan tdk konservatif ☺

    ReplyDelete
  21. @dindasaurus:
    Kalo kontroversial pasti seru dan seru bukan berarti kontroversial ;D sallam kenal juga sob...

    ReplyDelete
  22. @r10:konteksnya bukan masalah membela islam ato engga'nya. Di sini bukan perang atopun debat hehe, dan sayangnya anda tdk memaparkan dgn jelas disini di mana adegan film tsb yg di jadikan anda sbg bentuk penyesatan akidah..

    "Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama: mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan."

    Hasil nukil dari bebrapa media, kalimat tsb yg di permasalahkan oleh MUI. Nah dlm adegan film tsb siapa yg mengatakan kalimat spt itu?? Dia adalah RIKA yg berperan sbg org yg murtad artinya udah bukan muslim. Lantas pertanyaanya apakah kita sbg muslim mau percaya saja dgn omongan seorang murtad? Setidaknya kita jg tau mana itu singkong mana itu keju hehe... lagi2 ini salah persepsi bung, yg kadangkala para ulama kita msh demen bgt dengan pemikiran2 yg konservativ. nilai-nilai agama berasal dri tuhan dan bukan kesepakatan antar manusia.

    Kesalahan hanya milik kita dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT☺
    Makasih bgt udah mau share hehe...

    ReplyDelete
  23. jadi penasaran dg filmnya nih

    ReplyDelete
  24. Kalau mau dibanding-bandingin antara Riri Riza dan si Hanung;
    Mas Riri itu bikin pilem berkualitas, berbobot dan punya pesan yang dalam.
    Kalau Hanung, buat pilem PAS-PASAN, (kayak buat sinetron kejar tayang) trus karena saking pas-pasannya dia ngga punya pilihan lain (biar pilemnya laku) kecuali dengan bikin SENSAI YG NGGA NGENAKIN....

    maaf mas yayak, ini cuma kometator gak jelas dari seorang penikmat film.. ^_^

    ReplyDelete
  25. @Yhantee:
    Bener sekali, semua org punya pilihan dan pandangan masing2 toh film2 ayat-ayat cinta juga sudah mendapatkan apresiasi yg cukup luas dari para penikmat film hehe.. Makasih udah mau berbagi :)

    ReplyDelete
  26. film yang sangat berbeda....jadi penasaran pengen nonton. apalagi tema pluralisme yang diangkat pastinya banyak pelajaran yang bisa diambil...hmmm,mengingatkan saya pada Bapak Pluralisme, Gus Dur...

    ReplyDelete
  27. @Aina:
    Jadi ingat sosok gusdur bener bgt, kalo saja bapak gusdur msh hidup beliau pasti berkomentar mengenai film ini :) keberagaman dalam kebersamaan itu indah :)

    ReplyDelete
  28. @Ezcool World:
    Buruan euy, keburu di cekal haha ;D

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More