Wajah Asli Negri Kita Yang Membudayakan Suap

Kata-kata korupsi dan suap seakan sudah menjadi hal yang biasa kita dengar dan sepertinya bukan sesuatu yang sifatnya tabu dan memalukan, naif. sejujurnya ini tanggung jawab siapa yang pasti korupsi dan suap ini seolah sudah menjadi budaya dan terus terusan di budayakan oleh orang-orang di negri ini. Dari pejabat teras negara sampai pada level bawahan termasuk kepala desa. Sungguh sangat terenyuh kalau mendengar berita mengenai korupsi sekian miliar rupiah entah dengan kekuatan bukti apa cuma mendapat hukuman beberapa tahun saja plus dapat potongan remisi dan grasi dari kepala negara yang terhormat. Slogan JUSTICE FOR ALL yang sering di lontarkan sepertinya hanya pemanis buatan saja. Bagaimana kemudian ini susah buat di cegah ada baiknya harus punya cara lain buat mengeliminir terjadinya kasus-kasus baru terkait suap dan korupsi. Distraction, Tentunya harus ada sebuah keseriusan dan keberanian yang ekstra.


Dari banyaknya pemberitaan dimedia-media nasional, barangkali sudah menjadi menu santapan sehari-hari buat kita tentang berita mengenai kasus korupsi yang di lakukan para fungsi pejabat negara. Yang tentunya akan memunculkan sikap apatis dan skeptis dari masarakat pada umumnya terhadap kelangsungan pemerintah dalam menuangkan banyak program dan kebijakanya.

****
Dari hal yang paling kecilpun suap seolah sudah menjadi bahasa di mana pelajar mau di terima atau gaknya di sebuah sekolah tertentu, apa lagi kalau mau lolos masuk perguruan tinggi negri ternama, mungkin harus punya jurus bawa duit berjibun. HAHA!
begitupun dalam usaha mencari akreditasi kelulusan sekolah ataupun seleksi buat masuk kerja, yang namanya duit pelicin itu sudah menjadi sebuah menu pilihan! Dan mungkin sudah banyak yang tahu juga kalau mau lolos jadi pegawai PNS saja harus merogoh kocek sampai puluhan juta rupiah tanpa harus mengikuti sebuah sesi tes CPNS itu sendiri, ataupun kalau ikut juga cuma sebagai formalitas yang sumir. Ini jelas tidak adil, diskriminatif dan sesat.

bukti dari contoh lain yang sangat klasik; kalau mau masuk jadi anggota kepolisian, yang namanya duit nylonong dari bawah kolong meja itu sudah bukan berita baru. Dan masih banyak lagi contoh praktek praktek yang di tentukan lewat suap ataupun sogokan baik yang sifatnya biasa ataupun yang berurusan dengan proses hukum.

Pepatah usang bahwa kehilangan kambing
bisa menjadi kehilangan kerbau jika
berurusan di kantor polisi memang benar adanya. Absurd!

****
Korupsi dan suap sepertinya sudah mewabah di segala ruang gelap moral bangsa, dan yang lebih miris lagi ketika para pelajar mau menyelesaikan UAN di sekolahnya masing-masing. Ketika coba saya tanya " kenapa kamu tidak belajar, padahal besok kan mau UAN? Dia jawab dengan mudahnya " hari pertama sih saya belajar sampai larut malam, eh pas ngerjain soal taunya udah di kasih jawaban sama pengawasnya, jadi percuma saya belajar juga". saya cukup kaget juga mendengar jawaban yang beralasan seperti itu dan hampir tidak masuk akal.

Ternyata usut punya usut dari isi bocoran jawaban tersebut pengawas dapat beli dari orang tertentu seharga 50 ribu per lembar. Lalu kenapa pengawas punya tindakan sebodoh itu? Alasanya sangat normatif yaitu cuma kasihan sama muridnya serta untuk sekedar mencari nilai standard kelulusan, Paham seperti ini jelas tidak mendidik di tengah para pelajar yang seharusnya mendapat pembelajaran moral yang positif.
Praktek-praktek bau amis seperti ini sudah sewajarnya ngebuat kita jadi prihatin dan miris terhadap kelangsungan transisi moral buat generasi penerus kita. Tentunya perlu keteladanan dari para penanggung jawab baik dari keluarga, sekolah, pesantren ataupun lingkungan masarakat serta organisasi masarakat lainya.

Bukan tidak mungkin kalau negri kita masih terus mengadopsi cara pandang dan prilaku seperti ini, negara makmur dan sejahtera hanya tinggal sebuah mimpi. Dan butir butir pancasila hanya sebuah simbol dan semboyan belaka.

Lantas sudah sepantasnyakah negri ini akan terus mewarisi budaya seperti ini? Jelas negri malaysia juga tidak perlu repot repot untuk mengklaim budaya baru negri ini!

21 comments:

  1. sebenernya kalo udah kayak gini, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menjaga diri supaya nggak ikut2an kayak begitu.

    susah soalnya kalo udah jadi budaya.

    ReplyDelete
  2. arra'si walmurtasi finnar
    sogok menyogok itu keduanya akan masuk neraka (hadist rasul)

    ReplyDelete
  3. @Gaphe:
    Nah itu dia hehe... susah, harus melibatkan banyak orang untuk menghilangkan budaya yang satu ini!

    ReplyDelete
  4. @Rahman Raden:
    Hilzz.. Semoga kita terhindar dari hal--hal semacam itu. Makasih udah memberikan hadistnya hehe...

    ReplyDelete
  5. Awali dari diri sendiri aja mas, dari hal kecil aja, memanhg jadi dilema besar masalah ini, semoga generasi selanjutnya tidak seperti ini

    ReplyDelete
  6. wah,klu ane sih,kembali kediri masing2..

    ReplyDelete
  7. ketulis gitu ya di jidatnya "Terima Suap"

    ReplyDelete
  8. Waduh... soal suap dari kelas teri sampe kelas kakap, belum lagi proyek fiktif...

    ReplyDelete
  9. sedih liat negeri ini. ga hanya di kota2 besar kaya Jakarta, di Aceh tempat saya aja yg notabene serambi mekkah masih banyak yang begituan:(

    ReplyDelete
  10. kalau ngomogin suap di negri ini gak bkl ad abiz nya,,, ibarat sebuah pribhasa "MATI SATU TUMBUH SERIBU". Hahaha.......

    ReplyDelete
  11. @Arief Bayoe Sapoetra:
    Awali dari sendiri itu sebuah bagian dari naluri banyak org, itu pasti. tapi kurangnya peran dari pucuk pimpinan yg ngebuat sikap ini di anggap sesuatu yg biasa. Lantas semuanya tanggung jwb siapa? negara tentunya...
    Ya semoga ada generasi lanjutan yg bsa mengubah bangsa ini :)

    ReplyDelete
  12. @i-one: kembali ke diri masing2 itu pasti tapi cenderung diam dan tdk mendobrak hehe..

    ReplyDelete
  13. @miwwa:
    Wew ;D itu aparat atau keparat? ;D

    ReplyDelete
  14. @Nova Miladyarti:
    Hehe makanya ini seakan sudah menjadi bagian dari budaya baru bangsa kita.

    ReplyDelete
  15. @OBOZS: waduh jangan sampe bosz, tidak kah itu berlebihan hehe..

    ReplyDelete
  16. hikkk...udah bosen ama suap menyuap...kayae ni masalah dimana-mana ada.... kapan negeri kita sehat ya?

    ReplyDelete
  17. ya begituylah negeri kita, yang betah dan berlarut larut dalam hal hal yang tidak halal dan merugikan.

    ReplyDelete
  18. @Aina:
    Mungkin lagi menunggu dewa dewa berseragam polisi dan berpangkat jaksa ;D

    ReplyDelete
  19. Saya yang akan menerapkan sikap moral jujur serta disiplin ke anak didik saya kelak, amin.

    ini mimpiku.

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More