Jujur Itu Maha Mahal

Kejujuran itu menurut saya bisa di analogikan sebagai sebuah barang yang sangat maha mahal dan susah di temukan di banyak toko toko yang menjual popularitas dan integritas pribadi seseorang. kita yang sudah menjadi bagian dari tatanan hidup bermasarakat tentunya menjadi hal yang mudah buat melakukan atau menemukan ketidak jujuran. Jujur saja, saya juga yang sejatinya sebagai manusia yang masih banyak belajar dan berbenah serta memetakan jalan hidup saya sendiri tentunya tidak bisa lepas dari yang namanya ketidak jujuran. Jangan sampai di bilang blogger munafik hehe... Namun dalam porsi sikap ketidak kejujuran itu sendiri mungkin punya porsi dan kadarnya masing-masing.

Dari yang namanya tidak jujur menjadi hal yang biasa sampai di anggap menjadi sebuah tradisi atau budaya latah yang di posisikan sebagai penyelamat atau senjata bagi pribadi-pribadi yang tersandung masalah. contohnya kasus tersangka masalah korupsi, tidak jujur adalah keharusan dan menjadi suatu pilihan.


Terjadi juga baru baru ini tentang heboh terbongkarnya kasus pencontekan masal di sebuah sekolah dasar di surabaya. Apa yang di lakukan plus yang di alami ibunya Alif (siswa SD) adalah sebuah kasus di mana kejujuran cuma menjadi simbol dan pemanis di banyak sekolah-sekolah, yang seharusnya punya fungsi menjadi wadah modal awal sebagai pondasi mencetak para generasi yang bermoral. Tapi kenyataanya berkata lain merujuk pada banyak fakta dan banyak kasus.


Tidak cuma kasus di surabaya aja yang menjadi paramater tentang menghalalkan ketidak jujuran pada banyak sekolah. Pernah saya bertanya sama anak SMP yang sedang menghadapi ujian nasional di hari keduanya. ternyata jawaban polos dia jauh dari yang saya dulu alami, yang saya ketahui dan yang saya rasakan sewaktu menjadi siswa peserta ujian nasional. Katanya percuma saja capek- capek belajar semalam suntuk ternyata besok dimana yang seharusnya menjadi tugas guru atau pengawas agar siswanya tidak mencontek justru tidak berbanding lurus dengan malah sengaja ngasih contekan sebuah soal jawaban kepada muridnya. Ini bukan isu, bukan gosip, bukan rumor tapi fakta kejujuran dari apa yang di katakan salah satu bocah siswa SMP.


Memang tidak semuanya atau menggeneralisasi semua sekolah menerapkan hal yang sama. Masih banyak sebenarnya penduduk di kolong langit ini yang masih punya keyakinan pada prinsip kejujuranya. tapi kadang akibat dari terbentur sebuah lingkungan, terkurung pada sistem pendidikan sekolah atau karena tekanan kepentingan, sehingga ketidak jujuran seolah menjadi solusi jalan keluar dari sebuah masalah. Padahal dari sebuah kata bijak klasik mengatakan: sesuatu yang besar di mulai dari yang kecil. Dan coba di compare dengan disintegrasi kejatuhan moral tidak mustahil tentu awalnya di mulai dari sesuatu yang kecil seperti menganggap biasa dan wajar pada sebuah sikap ketidak jujuran. Ini sebenarnya bahaya sekaligus wabah yang bisa menjadi lebah pada kultur peradaban sebuah tatanan sosial masarakat di tengah tengah kita.

Menjadi sebuah keharusan bagi kita sendiri sebagai pribadi yang masih sadar untuk sekedar mengingatkan, bahwasanya inilah kesempatan kita sebagai orang yang sebenar benarnya. Dalam artian kita punya kewajiban penuh untuk meluruskan, membenarkan dan menolak setiap bentuk ketidak jujuran. Kalau kita cenderung diam berarti tidak lebih dari sebuah sikap membohongi diri sendiri dan mengamini kebangkrutan tatanan moral.


Alangkah baiknya kita yang cuma bisa duduk untuk mengajak orang bisa berdiri, bisa bangun dan sadar dari keterpurukan akibat korban dari ketidak jujuran para pemangku jabatan. Berapa banyak korban di negri ini akibat dari ketidak jujuran dan berapa triliun kah bangsa ini merugi imbas dari ketidak jujuran.


"Katakan jujur walaupun itu pahit" menjadi slogan kalimat penutup dari tulisan saya. Salamm...

10 comments:

  1. jujur ini memang kata yang mudah diucapkan tapi minta ampun sulitnya untuk diimplementasikan.. he he..

    untuk UN sendiri, saya bisa bilang bahwa sistem ini sendirilah yang membawa bangsa kita kedalam ketidakjujuran, jadi kalau ada yang perlu disalahkan karena adanya ketidakjujuran dalam UN saya rasa yang paling tepat adalah pemerintah.

    bayangkan saja sob, untuk UN soal yang dihadapi oleh siswa SMP dan SMA di Indonesia sama, akan tetapi dari segi kualitas yang dimiliki oleh siswanya jauh berbeda, silahkan bandingkan antara sekolah yang ada di pulau Jawa dengan yang ada di luar Jawa, di Papua misalnya, baik dari segi sarana dan prasarana ataupun kualitas pengajar tentu saja jauh berbeda.

    dan anehnya, pemerintah kita malah melakukan evaluasi yang menyamaratakan semuanya, jika benar-benar UN ini dilakukan dengan Jujur, sobat tentunya bisa membayangkan bagaimana akan semakin tertinggalnya orang-orang yang diluar pulau Jawa khususnya di wilayah timur.

    kalau memang UN mau dilangsungkan dengan jujur, lakukan dengan terlebih dahulu menyamaratakan pelaksanaan pendidikan di negara kita, kalau hal ini belum bisa dilakukan oleh pemerintah, jangan bermimpi UN akan bisa dilaksanakan dengan jujur..

    meskipun dalam kasus-kasus tertentu, seperti yang sobat ceritakan, kejadiaannya justru di wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan.. :D

    ReplyDelete
  2. @Awaluddin Jamal:
    Bener sekali sob, sangatlah tdk mudah buat di implementasikan but menurut saya sndiri setidaknya kalaupun tidak jujur paling tidak jangan smpai merugikan banyak orang lah hehe..

    Kalau UN saya sepaham dgn ente sob, saya jg kurang ngerti apa tujuan pemerintah sampai begitu ngototnya mempertahankan pola sistem pendidikan seperti skrg ini kalopun ada kepentingan lain sya juga kurang tahu. Yang menjadi persoalan disini adalah pemerintah sangat ambigu. Di satu sisi harus menyamaratakan nilai semua siswa peserta UN tp di sisi lain pemerintah belum bisa mengawasi sepenuhnya UN tsb, sehingga bentuk ketidak adilan dan ketidak jujuran serta kecurangan hampir ada di tiap sekolah dan daerah. IRONIS!

    Tuhan saja memuliakan seseorang itu bukan dari hasilnya tapi lebih pda prosesnya... Makasih sob sudah mau share smoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  3. aku setuju dg pendapat dari Awaludin jamal...
    untuk mendapatkan sebuah sekolah yg baik, tidaklah dinilai dari nilai tes dan Nem saja, tapi juga dari berapa ia sanggup untuk membayarnya...maka itu lah yg akan diterima...

    ReplyDelete
  4. sudah terlihat ... negeri ini sudah parah
    yang benar disalahkan
    yang salah mencari pembenaran

    ReplyDelete
  5. saya setuju dengan yang diutarakan Bang Jamal, akar masalah ini dimulai dari UN. Dengan dalih mencapai target kelulusan, para guru/pihak sekolah akan melakukan cara apapun untuk mencapai itu, daripada menanggung malu karena tingkat kelulusan disekolah rendah....

    ReplyDelete
  6. @Bunda Loving:
    Semoga saja bukti fakta dalam kejadian yg menjadi berita hangat sekarang ini setidaknya untuk di evaluasi lagi, kasian anak2 sekolah setiap ada ujian nasional keduluan punya ketakutan dlu otomatis punya potensi punya pola pikir ke arah yg negatif...

    ReplyDelete
  7. @John Terro:
    Haha yg msh punya moral kaya kamu harusnya merasa sedih ya.. jujur seolah di nomor duakan di bawah kepentingan dan tujuan yang semu. Negara bangkrut salah kita semua hehe...

    ReplyDelete
  8. @Bang Pendi:
    Ooooow iya itu bang pendi, bahkan demi apa dengan alasan apa saya jg kurang paham seorang guru rela merogoh koceknya 50 ribu perlembar jawaban hanya untuk di kasihkan kpda siswa UN sbg contekan. Katanya biar semua anak didiknya bsa lulus hehe.. Tentu saja ini didikan menyimpang dari kaidah tujuan belajar itu sendiri.

    ReplyDelete
  9. Saya teringat akan kata-kata dari seorang musisi, bahwa orang2 jujur itu hanya ada dalam komik saja. Padahal dalam Islam jujur merupakan suatu anjuran dari Allah dan Rasulnya, di zaman sekarang ini banyak orang yang tidak jujur dalam berkehidupan sosial dan juga umumnya bila ada orang-orang jujur selalu dicemoohkan, disalahkan bahkan sampai disakiti [seperti kasus beberapa hari yang lalu] memang sangat memprihatinkan. Tapi apapun resikonya kalo itu benar ataupun salah katakan saja dengan sebenarnya. Insya Allah Tuhan pasti akan membela yang benar dan jujur.

    trims atas renungannya,Semoga sukses selalu n TETAP SEMANGAT

    ReplyDelete
  10. @Harto:
    Cukup beralasan memang apa yg di syairkan musisi bahwa org jujur itu hanya ada di komik saja. inputnya dari kasus yg saya paparkan di atas, setidaknya bsa menjadi warning atau peringatan sekaligus membuka tabir bahwa pda kenyataanya kejujuran tdk dan belum mendapat tempat buat para orang2 yg sebenarnya berkewajiban untuk bersikap jujur..

    Terimaksih mas sudah mau berbagi dan berukhuwah hehe sallam sukses...

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More