Amanat Ayu Dari Seorang Ibunya Adalah "Pesan" Buat Presiden

Sejak dari jauh hari sebelum memasuki ajaran akhir tahun, setiap dari murid kelas lima SD nusantara sudah di anjurkan oleh para gurunya untuk rajin menabung, ide guru tersebut semata untuk melatih para siswanya agar bisa belajar hidup hemat dengan sedikit menyisihkan sisa uang sakunya. tidak terkecuali untuk Ayu sendiri, sebagai bagian dari salah satu murid yang Alhamdulillah sudah bisa menabung walaupun hanya satu kali dalam seminggu. bocah polos__ maaf kata___ yang tidak memakai kaos kaki tiap kali masuk sekolahnya ini tampak begitu sumringah ketika mau mengambil semua dari jumlah uang tabunganya. Sambil berjalan menuju kantor sekolah, tangan kanan nya terlihat memegang buku tabungan tersebut, sesekali jari jarinya bergerak mengikuti gerak mulutnya yang terus komat kamit tanda sedang menghitung jumlah saldo tabunganya. Tiap dari langkah sepatunya menabuh gaduh seisi hamparan lantai, menderu deru karena langkahnya yang begitu cepat. pikiranya menebak nebak dan menerawang, akan mendapat berapa uang yang akan di ambilnya nanti. berharap sepulang sekolah ibu sudah bisa membeli beras. gumam gadis kecil ini dalam hati.


Biasanya tiap dari seorang guru akan menanyakan setiap dari para murid yang hendak mau mengambil uang tabunganya tersebut. Salah satunya untuk si ayu sebagai bocah yang lahir dari keluarga yang kurang mampu ini. ”kenapa harus di ambil nak, bukanya sebentar lagi mau naik ke kelas enam, dan biasanya kalau udah kelas enam akan lebih banyak membutuhkan biaya, disitulah gunanya uang tabungan ini.. Tapi ya itu cuma saran dari bapak sebagai wali kelas”. Bapak wali kelas mencoba menjelaskan. Lantas ayu mendadak diam mendengar nasihat dari gurunya, dia merasa sedikit bingung untuk menterjemahkan antara nasehat guru dengan perintah dari ibunya. lebih dewasa dari usianya sekarang, ucapan bocah ini begitu bijak dan polos. ”tapi ini amanat dari ibu dan uang ini buat beli beras, saya gak mau nanti pulang sekolah ibu menjadi sedih karena hari ini ga jadi beli beras”. Sambil nampak menyiratkan wajah sedihnya ayu tampak duduk tenang, dengan meletakan buku tabunganya di meja guru, anak ini mencoba menjelaskan alasanya dengan runut kepada guru kesayanganya. sang guru pun merasa terenyuh setelah mendengar penjalasan dari salah satu murid didiknya, mendadak emosi batin nya ingin berbicara menyikapi banyak perasaan, antara kagum, kasihan dan bangga. Tentu bangga karena sang guru sudah memiliki anak murid seperti ayu.


Alhamdulillah hari ini ibu sudah bisa beli beras, celetuk ayu dalam hati setelah selesai mengambil sedikit uang tabunganya. kabar baiknya tersebut langsung di ceritakan kepada teman kelasnya yaitu utami. akhir dari cerita ayu di dalam kelas sekaligus mengakhiri waktu belajar untuk hari itu. hari yang mungkin sangat terasa panas. Para murid pun di izinkan pulang setelah bel sekolah berbunyi tanda waktu belajar sudah habis. semua murid termasuk teman ayu sendiri bergegas pulang menuju pintu keluar kelas. pedagang minuman teh manis yang sudah mangkal di depan gerbang sekolah seolah mendadak di bikin gaduh dengan tingkah teman-teman ayu yang hendak antri membeli minuman. ayu yang sedang menunggu salah satu temanya kelihatan cuma berdiri diam dengan memegang tas kusutnya dengan sesekali mengusap bagian lehernya yang terus berkeringat, entah apa yang ada di pikiran bocah perempuan ini. antara senang, sedih, bersyukur atau mungkin terbebani. pandanganya terus memperhatikan teman temanya yang saling berebutan membeli minuman, Sesekali tatapan matanya kosong. ”Eh ayu kenapa gak ikutan beli, uang hasil tabungan kamu kan banyak banget”. utami seolah mencoba menyadarkan lamunan ayu. ”Engga.. kamu aja, Ini amanat ibu dan ini uang punya ibu buat membeli beras, jadi saya gak bisa sembarangan memakai uang ini mii. cukuplah saya minumnya di rumah saja”.


Setelah merasa tidak di gaduhkan lagi oleh keberadaan para temen ayu, lantas bapak yang sehari harinya cuma jualan minuman tersebut mencoba terus mengamati ayu yang sedari tadi cuma berdiri diem memperhatikan teman-temanya. Merasa kasian dan iba, merasa berdosa untuk membiarkan gadis ini tampak seperti kehausan, kecemburuan atau ada sesuatu yang harus di terjemahkan oleh pikiranya sendiri. bapak tersebut mencoba menawarkan sikap baiknya kepada ayu, tapi ayu buru-buru dengan cepat menggelengkan kepalanya, tanda untuk menolak tawaran tersebut. ”Ini buat kamu neng, gak usah bayar pakai uang, udah sini ambil aja”. Pedagang minuman tersebut mencoba untuk meyakinkan niat baiknya kepada bocah kecil ini. Untuk yang kedua kalinya ayu tetap saja menggelengkan kepalanya. ”Kenapa sih yu di kasih ko gak mau?”. Ayu nampak sedikit mencermati apa yang sedang di katakan teman dekatnya tersebut. ”gakpapa ko, ini amanat ibu, kata ibu jangan sembarangan mau menerima pemberian dari orang yang baru di kenal, apalagi ayu baru lihat sekarang ”. Ayu lagi lagi mencoba menjelaskan tentang pentingnya sebuah amanat. apalagi amanat itu adalah dari orang tuanya sendiri. Pikir bocah ini amanat itu sangatlah penting dan tidak bisa di rusak oleh tujuan dan alasan apapun, karena hal tersebut adalah sebuah kepercayaan besar dari ibunya.


Nampak dari semua sikapnya, ayu seolah sudah menjadi pribadi yang hebat. Jauh lebih hebat dari usianya sekarang. Ayu juga teguh dalam memegang prinsip hidupnya selama ini. jujur, tanggung jawab, setia dengan sebuah amanat dan tidak pernah menghalalkan cara cara yang menurut dia sendiri sebagai sesuatu yang di nilai salah. gadis yang hampir semua perintah ibunya sepertinya menurut dia sendiri adalah pekerjaan yang paling mulia. Sambil menelusuri lorong jalan gang sempit bersama utami, dalam perjalanan pulangnya kedua bocah ini lantas terlibat dalam obrolan khas anak murid SD yang kebanyakan menceritakan tema dan kejadian seru di dalam kelasnya. Begitulah cara dua sahabat ini dalam sebagian aktifitas keseharianya, Sesekali keduanya bergantian minum es dalam botol plastik yang sama. Saat tibanya di depan rumah utami, persis di ujung gang yang hendak berbelok, ayu pun di ajak untuk sekedar main sebentar, tapi lagi-lagi ayu menolak semua tawaran tersebut karena sebuah alasan yang hampir sama, yaitu dengan dalih amanat dari seorang ibu. Buat ayu sendiri, sepertinya kata seorang ibu adalah sebuah sabda. dan amanat sendiri adalah pesanan dari Tuhan. ”Maaf mii, lain kali aja ya... ini amanat ibu. Kata ibu selesai pulang sekolah uangnya buru buru buat beli beras. Jadi kasian aja kalau ibu harus menunggu kelamaan”. Cuma bentar ko yu, bilang aja sama ibu kamu kalau ada tugas kelompok gitu dari guru. Timpal teman ayu setengah memaksa. Ayu nampak punya sikap tidak setuju dengan alasan mencoba membohongi ibunya sendiri. ”Maaf sekali lagi maaf ya mi, ayu jadi ingat sama amanat ibu tempo hari, katanya jangan suka membiasakan berbohong. termasuk untuk sebuah alasan yang kecil sekalipun”. Teman ayu mendadak melongo pertanda kagum sama penjelasan dan semua alasan ayu selama ini. Alasan yang selalu bersumber dari perkataan ibunya sendiri. amanat dan semua pesan baik ibunya adalah emas bagi setiap langkah bocah perempuan ini. Buat ayu, amanat di rasa sangatlah penting. kilauan materi dan hegemoni dunia terkadang bisa mengaburkan arti dari sebuah amanat. di situlah sesungguhnya dia sedang belajar. Belajar dari bagaimana mengemban amanat yang bermanfaat.


”Ternyata kamu pinter banget memegang amanat, tiap hari dapat berapa amanat yu dari ibu kamu? Hehe, tau begini sih, ayu jadi presiden aja buat gantiin presiden sekarang ”......



(fiksi)

14 comments:

  1. ceritanya panjang bgt sobat sampai2 sy terlarut dari cerita amanat yg terkandung di dalamnya,,nice share sob

    ReplyDelete
  2. Hebat si Ayu... tak banyak anak yg masih amanah spt dia ya?

    ReplyDelete
  3. Semoga Shasa bisa memegang amanat spt si Ayu. Amin.

    ReplyDelete
  4. subhanallah..

    harus belajar banyak dari Ayu. termasuk juga Bapak Presiden :)

    ReplyDelete
  5. kalau ayu bisa memegang amanat sampai kelak dewasa maka dia akan menjadi orang yang berjiwa besar & selalu menjadi kekasih Tuhan

    ReplyDelete
  6. kalo sejak anak-anak sudah hatinya bersih, semoga Allah menjaga setiap langkahnya

    ReplyDelete
  7. saya sudah follow blog ini bro. saya tunggu follow baliknya untuk blog saya ya. :)

    ReplyDelete
  8. @al kahfi:
    Hehe sengaja di bikin panjang. Mksh sob :)

    ReplyDelete
  9. @catatan kecilku:semoga saja msh ada ayu2 yg lbh nyata dari sekedar ayu disini :)

    Makasih mbaak

    ReplyDelete
  10. @armae:
    Bener, skrg kondisi anak negri sdg mengalami degradasi moral. Moga ada kebaikan ke depan :)

    Makasih, salam

    ReplyDelete
  11. @Andy:
    Mudah2an karena msh banyak anak negri yg lbh baik dari ayu hehe..

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More