Dengan halaman rumah yang nampak kelihatan megah nan mewah. beberapa pohon mangga rindangnya seolah melengkapi isi rumah istananya. oleh para tetangganya konon pemilik rumah ini adalah bagian dari golongan para jutawan. sederhananya adalah orang yang bermateri. Materi dalam artian punya semua apa yang sudah di miliki oleh kebanyakan orang. orang yang merasa dirinya punya sesuatu yang berharga, ada kecenderungan biasanya ada naluri perasaan takut kalau saja Suatu saat harta bendanya bisa berkurang dari daftar pundi pundi kekayaanya.
Di suatu hari terlihat dari beberapa pohon mangganya tersebut sudah waktunya buat di panen. lima buah mangga sengaja buat di kasihkan ke tetangga depan. karena beralasan tetangga depan akan lebih tahu dari pada tetangga sebelah kalau saja pada kondisi tertentu ada seseorang yang mau menyatroni rumah mereka dari arah pintu pagar depan. Tidak di nyana malam harinya justru malah kemalingan dengan hilangnya satu lukisan mahal sebagai koleksi barang berharganya. Mereka berpikir tetangga depan tidak tahu merasa di untung, sudah membuang lima buah mangga justru malah kehilangan satu lukisan yang sangat mahal.
Satu hari kemudian beralih mencoba memberi enam buah mangga buat tetangga sebelah. Mereka mengira tetangga sebelah akan lebih jelas mendengarkan jika pada kondisi tertentu ada suara seseorang yang mau mengintai rumah mereka. Tidak di sangka Besoknya malah sudah kehilangan satu lagi lukisan koleksi pribadinya. Mereka punya pikiran tetangga samping tak ubahnya tetangga depan yang sama-sama tidak tahu merasa di untung.
Hari berikutnya, dari sisa banyak buah mangga lebih dari lima atau enam buah sengaja di kasihkan khusus buat tetangga belakang, dengan harapan siapa tahu tetangga belakang akan lebih tahu lebih dulu dari pada tetangga lainya jika pada malam berikutnya ada seseorang yang mau menyambangi rumah mereka untuk yang ketiga kalinya. Lagi lagi esok harinya mendapati kalau sisa koleksi lukisanya raib di gondol maling. Habislah tiga lukisanya dan kini tinggal menyisakan satu lukisan yang paling mahal. Merasa ada yang janggal dengan tiga kejadian dalam tiga harinya tersebut. Lantas mereka berpikir siapa lagi yang harus di percaya agar maling itu tidak lagi datang untuk yang keempat kalinya.
Di tengah waktu siang hari, tepat di depan pagar rumah dekat pohon mangga tersebut telah kedatangan sebuah pemandangan hadirnya seorang bocah kecil yang nampak kumel dan kelaparan. Dia di dapati sedang memakan mangga yang sudah hampir busuk karena terjatuh dari pohonya. Sang pemilik rumah merasa iba setelah melihat bocah malang tersebut. Merasa bersalah juga karena semua buah mangga hasil panenya sudah tak bersisa. Akhirnya hanya memberikan satu bungkus nasi saja untuk bisa membuat bocah tadi tidak lagi merasa kelaparan. Hanya saja kali ini pemberianya bener-bener tulus dan ikhlas yang jauh dari mengharapkan balasan apapun. dan semuanya di dasarkan atas dasar belas kasihan. Semata mata hanya ingin berbagi kepada sesama. Malam ke empatnya ternyata tidak ada lagi yang namanya maling sampai hari kelima ke enam dan seterusnya. rumah di nyatakan sudah aman.
Dari proses selama empat kejadian dalam empat hari tersebut ternyata terselip beberapa makna atau pesan, yang saya rasa akan menjadi Sebuah perenungan buat tangan kiri kita yang seringkali gemar menonton dan memamerkan tangan kananya untuk berbagi dan memberi. Ikhlas tidak menuntut untuk mengeluarkan banyaknya keringat, ikhlas juga tidak menuntut pengakuan dari orang lain, dan ikhlas hanya di miliki oleh orang-orang yang bisa memuliakan hatinya sendiri.
Bersedekah atau berbuat baik atas dasar tujuan selain jalan Allah, hendaknya hal tersebut tidak di lakukan karena jelas tidak akan banyak menolong keikhlasan anda.
Memberi atau berbagi kepada orang lain hendaknya tidak memakai hitung-hitungan jumlah, sebab hanya dengan keikhlasan yang akan bisa menolong jumlah hitungan amal baik anda.
Sebesar apapun yang sudah kita berikan buat orang lain, belum menjamin hal tersebut berpahala besar jika saja tujuanya hanya untuk mencari besarnya pujian orang lain.
Amal baik tidak pernah mengukur dari berapa jumlah yang sudah kita berikan (bagikan), hanya keikhlasan yang bisa membesarkan jumlah tabungan amal baik anda.
Besarnya sebuah keikhlasan akan bisa menyempurnakan pahala anda dari kecilnya jumlah pemberian anda.
Sekecil atau sedikit apapun sesuatu yang sudah kita berikan buat orang lain dengan dasar dari perasaan ikhlas, niscaya ada sesuatu yang besar di balik kecilnya pemberian tersebut.
Bicara tentang ikhlas rasanya sangat mudah di katakan dan dekat sekali dengan ucapan lidah kita, namun terkadang sangat susah di implementasikan dalam bentuk nyata. termasuk saya sendiri. di balik setiap pemberian kadang memunculkan tujuan lain yang membelokan ikhlas sendiri. Wallahu a'lam.. Namun Keikhlasan kita dalam membaca tulisan ini mudah mudahan akan dekat sekali dengan nilai amal kebaikan, karena ikhlas tentu akan sangat dekat dengan ridho Allah dan ridho Allah niscaya menjadi sumber dari semua yang bernilai pahala. mudah-mudahan.
Renungan penghias malam yang mantap
ReplyDeleteTerima kasih Bung Yayack^^
subhanallah...tersindir saya..semoga saya bisa lebih baik dalam beramal ibadah dan hanya mengharap ridha dari Allah semata bukan karena tetangga atau manusia..:)
ReplyDeletelike it...
ReplyDeleteterima kasih udah berkunjung ke blog sderhana saya. masalah new7wonders sebenarnya jg tak mau saya bahas terlalu dalam, tapi entah, apa emang negri ini menyukai kenjlimetan dan ketidakberesan, permasalahan selalu timbul dengan tak menentu, mungkin karena saya tidak begitu suka aja dengan cara new7wonders mengadakan kontes yang agaknya mirip2 ajang cari bakat. dan pemerintah yg tak terlalu tanggap dengan permasalahan yg lebih dihadapi indonesia sendiri itu apa. kepanjangan mas. wkwkwkwkwkwk :)
:) ALhamdulillah tulisan yang selalu mengingatkan kita semua .
ReplyDeleteMemberi dengan tujuan tertentu ternyata tak 'memberikan' apa2 buat si pemberi ya? Berbeda dg memberi yang dasarnya ketulusan hati, tanpa tujuan apa-apa. Setidaknya, ketulusan hati akan mendapatkan ketulusan juga...
ReplyDeleteArtikel yang menarik. :)
bener sekali, ikhlas sangat dekat dan mudah kita ucapkan, namun dalam pelaksanaannya sulit.
ReplyDeleteTFS ya :)
malingnya pinter juga ya , tuk menguji ketulusan si pemilik rumah yg punya pohon mangga,,:)
ReplyDelete@Putri Baiti Hamzah:
ReplyDeleteTerimakasih, cuma berbagi :)
@kettyhusnia:
ReplyDeleteTerimakasih, kita di sini berbagi, berukhuwah dan saling mengingatkan :D salam
@kira:
ReplyDeletesama2 Terimakasih juga hehe itu sepertinya udah di politisasi oleh pihak2 yg merasa di rugikan oleh keberadaan pak jusuf kalla sbg duta komodo.
@uchank:
ReplyDeleteTerimakasih, wassallam :)
@catatan kecilku:
ReplyDeleteIya karena msh banyak org yg gemar memberi dgn agenda tujuan tertentu. Apalagi kalo musim kampanye :D
Makasih...
@narti:
ReplyDeleteUntuk itu ada baiknya belajar dari skrg kayaknya, belajar membaca dgn ikhlas :D
@al kahfi:
ReplyDeleteCuma sekedar contoh dari sebuah cerita fiksi :)... Makasih
sungguh sebuah renungan yang sangat bermakna. Thanks for sharing mas..
ReplyDeleteikhlas memang mudah diucapkan, dan sulit dilaksanakan
ReplyDeletetapi jika ikhlas, segalanya terasa lebih mudah
salam kenal ^^
ikhlas emang susah yah
ReplyDeleteuntuk bisa belajar ikhlas, diusahakan memberi tanpa diketahui orang lain. lama-lama Insya Allah, kebiasaan itu akan melatih lebih ikhlas. Berikan dengan tangan kanan, tangan kiri tidak tau. Aku nyoba kalo masukin uang ke masjid, tangan kiri masukin kantong, hehehe...
ReplyDeletesaya suka kata kata yg ini:
ReplyDeleteBesarnya sebuah keikhlasan akan bisa menyempurnakan pahala anda dari kecilnya jumlah pemberian anda
Apalagi kalau pemberiannya/sedekahnya besar ya.. :D
@alaika abdullah:
ReplyDeleteMakasih jg atas kunjunganya mbaak :)
@ria haya:
ReplyDeleteIya bener, sya juga sedang membiasakan ikhlas dari hal hal yg kecil spt ikhlas dlm membaca ato ikhlas dlm hal apapun :)
@John Terro:
ReplyDeleteSangat hud, hehe utk itu belajar dari skrg :)) makasih
@Ami:
ReplyDelete@Ami:
ReplyDeletesukur alhamdulillah, kebiasaan yg patut di tiru karena sya malah kalo mau ngasih sesuatu tangan kirinya msh suka tengok kanan kiri hehe...
Makasih mbaak :)
@Miss 'U:
ReplyDeleteMakasih, mudah2an dgn besarnya jumlah dan besarnya ikhlas makin akan dpt ridho dari Allah. Amiin
Terimakasih jeng :) salam
tapi jarang yang bisa ikhlas mas setahu aku,orang kagak ngeluarin duit aja pada males membantu kadang2 apa lagi ngelurin duit,tuh alasan klasik yang sering saya temui di jakarta
ReplyDeletesoalnya kebanyakan manusia skrng bukan manusia sosial alias individu
subahanallah..berusaha untuk selalu ikhlas sob..
ReplyDeletesalam kenal...
Betul, Mas. Ikhlas itu mudah diucapkan namun sulit dilaksanakan, dan tak kalah sulit pula menjaganya karena setan tidak akan pernah rela membiarkan kita berbuat kebaikan dengan sepenuh keikhlasan. Terkadang ikhlas di awal tapi tidak di tengah dan akhirnya. Astaghfirulloh! meski susah, semoga kita selalu bisa memperbaikinya dari hari ke hari sebab susah tidaklah berarti mustahil.
ReplyDeleteOh ya, Mas. Ada PR untuk Mas Yayack, silahkan dilihat dan terima kasih sebelumnya.
@Andy:
ReplyDeleteHehe betul, tapi bukan hal yg tdk mungkin kalo ikhlas tdk bsa di lakukan. Belajar hal yg kecil dan kalo sudah terbiasa insya Allah kita bsa mendekati amal baik tsb.. Makasih :)
@Outbound Malang:
ReplyDeleteInsya Allah... Terimakasih dan salam kenal juga :D
@Abi Sabila:
ReplyDeleteMudah2an kita, saya ato siapapun untuk belajar dari skrg, mulai dari hal2 yg kecil spt blogwalking ato membaca artikel temen2. Jadi merasa ada nilai tambah dari sekelumit komentar bapaknya sabila hehe..
Oke, cek dulu :D
kisah yg inspiratif.
ReplyDeleteaku masih terus mencoba mempraktikan keihlasan tersebut, smoga kita dipermudahkan.
Diri sendiri + Allah SWT = Ikhlas
ReplyDelete