Tentang Kekeliruanku

Tentang kekeliruanku. ya, kalau boleh saya menyebutnya begitu, betapa tidak, merasa berdosa apa yang sudah saya lakukan sepertinya enggan untuk di akui, ketika itu merasa bersalah pun tidak. Apakah karena wujud dosa yang tidak terlihat dalam kasat mata, sampai saya tidak bisa meraba keberadaanya. ataukah karena dosa itu sebegitu pintarnya bersembunyi di balik fakta yang di anggap kebenaran. fatalnya saya malah merasa puas dan senang karena apa yang sudah saya lakukan sepertinya di sikapi sebagai buah dari keberhasilan. jelas hal itu tersirat dari bagaimana saya merasa bangga pada diri sendiri. Bahkan sifat sombong saya terus mendikte pada tindak tanduk saya di fase hari berikutnya. ada semacam tirai tebal yang menutupi simbahan dosa hingga mampu mengatup jalan untuk mendapatkan bashirah. atau pandangan hati yang meluruskan jalan menuju pada kebaikan.


Berdosa sepertinya bagai hukum alam yang di anggap sebagai kewajaran, doktrin itu yang mungkin membawa saya pada satu kejadian di mana saya sebenarnya sudah melakukan sebuah kesalahan. di saat dosa sebegitu mudahnya menemukan tempat, menemukan mangsanya, untuk mempengaruhi tiap kemana saya akan memuluskan misi niat baiknya. kemariiin, ya tentu bukan waktu yang cukup singkat untuk sekedar melupakan kisah yang pernah di ceritakan dalam perjalanan hidup saya. cerita itu masih jelas terpahat, terekam, dan mungkin dari sinilah cerita itu akan jauh lebih vulgar tergambar di mana saya membodohi diri sendiri pada proses tujuan saya sendiri.

Tujuanya hanya masalah biasa, bahkan sederhana. awalnya saya sudah kenal beberapa tahun dengan seorang wanita, cuma aslinya jarang ketemu dan kadang bisa berkomunikasa secara intens juga hanya memanfaatkan lewat kotak pesan di menu facebook. itupun hanya menanyakan kabar yang tidak lebih dari sekedar tujuan buat menyambung silaturahmi dan basa basi. Mungkin dari basa basi itu yang menyelipkan makna pada arti dari persahabatan saya. Merasa punya kecocokan satu sama lain, ada persamaan pandangan dalam tema obrolan tertentu, ataupun sepertinya punya satu wadah hobi yang sama. Mungkin berawal dari situlah episode pertama cara pendekatan saya dengan dia, sebut saja ratih. setelah saya merasa ada kemistry, dialog juga nyambung, entah kenapa ada perasaan takut, merasa takut jika suatu saat saya akan kehilangan dia. satu hal yang harus di katakan, Sejujurnya saya punya perasaan dengan ratih (...)

Ada keinginan untuk ketemuan setelah merasa meraba dalam hati diri masing masing sedang dalam kekosongan. langkah seriusnya saya punya inisiatif lebih dulu untuk mengajak ketemuan dengan dalih sebuah reuni. Pertemuan pertama bisa di katakan berjalan sesuai rencana di mana saya mengambil tempat yang sudah di rencanakan semula. menyisakan cinta setelah melepas pertemuan di akhiri pada saat waktu menapaki senja.

Pertemuan keduapun menjadi agenda selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar__ dia punya respon. Hemm.. buat mencari tahu lebih jelas tentang hal tersebut saya terpaksa harus menawarkan untuk mengajak dia ke suatu tempat. Ada aksi lanjutan lah istilahnya. Hingga pada akhirnya dia mau dan bersedia menemani saya, itu bagi saya adalah awal dari arti keberhasilan. dan ironisnya ternyata ajakan saya itu sengaja saya batalkan. Saya berbohong dengan mengurungkan niat untuk menjemput dia dengan memakai alasan hujan yang sangat lebat, Astaghfirullah saya berkata bohong, terpaksa saya harus melegalkan alasan tersebut sengaja untuk mencari alasan yang relevan. Atau setidaknya buat menjaga nama baik saya.. Itu hanya karena saya memiliki acara lain yang wajib saya hadiri. Merasa terjebak pada dua acara yang bagi saya di anggap keduanya sangatlah penting. untuk menebus acara yang mendadak saya batalkan tersebut, akhirnya saya berpikir untuk bisa melanjutkan ketemuan pada minggu berikutnya. perasaan, saya merasa percaya diri sekali kalau minggu depanya bisa jalan bareng sama dia.

Rencana hanya sebuah rencana, boleh saja kita punya berjuta juta rencana, tapi Allah yang menentukan. Mungkin saking percaya dirinya sampai sampai saya lupa untuk menyiapkan segala sesuatunya termasuk kesiapan kendaraan bermotor serta mempersiapkan jas hujan. Sudah merasa siap sekali bahwa hari itu pasti bisa berhasil dengan acara pertemuanya. Baru keluar dari rumah mendadak motor saya jadi tidak bernyawa. Tentu saja saya panik walaupun ada usaha untuk mencari tahu penyakit dari motor saya tersebut. kesal itu pasti, kecewa juga jelas hinggap dalam diri saya. Saya takut ratih merasa di kecewakan karena harus yang kedua kalinya acara yang sudah saya janjikan itu harus saya batalkan juga. Namun walau demikian, cuma butuh kurang dari satu jam motor pun sudah siap buat di kemudi. wah lega rasanya sudah bisa jalan walaupun langit sedang mengabarkan mendung. Ketidak beruntunganpun berlanjut ketika saya sudah menempuh setengah dari perjalanan, tepat ketika pikiran dan hati saya sedang merasakan rasa terimaksih karena sebentar lagi sudah nyampai di tempat, tiba-tiba saja hujan pun turun begitu besar, tidak ada jeda setidaknya untuk bisa mengantarkan saya ke suatu tempat yang sudah di janjikan (parahnya lagi saya lupa bawa jas hujan). Walau pada akhirnya bisa bertemu pada hari berikutnya.

Merasa di kecewakan itu pasti, tapi entah saya harus kecewa sama siapa. langsung saja saya membatalkan acara untuk kemudian langsung pulang kerumah dengan memikul kegagalan buat yang keduakalinya. Dalam keputusasaan saya melemparkan pertanyaan pada diri saya sendiri. dosa apakah yang sudah saya perbuat sampai hal yang sebegitu pentingnya harus saya batalkan hanya karena gara-gara hujan. Sampai pada satu kesimpulan, mungkin inilah balasan atas dosa yang sudah saya lakukan tempo hari. yaitu dosa membohongi orang lain untuk membatalkan acara dengan alasan hujan yang begitu lebat. Ya, saya merasa sadar Untuk terlalu memaksakan sampai harus menghalalkan dengan cara membohongi orang lain. Kalau saja ketika itu saya berkata jujur apa adanya, mungkin saja jalan ceritanya tidak akan sedramatis ini. itu mungkin saja.
****
Itulah yang mungkin di namakan manusia serakah, ketika saya dengan entengnya mencetak dosa dengan begitu mudahnya berkata bohong di sana sini, saat di beri imbalan atas dosa yang sudah saya perbuat malah diri saya merasa di perlakukan tidak adil, di kecewakan, di hinggapi nasib sial. dari situ diri saya ini merasa tersadarkan bahwa se onggok dosa dalam kadar terkecil sekalipun Allah akan menghitungnya dengan penuh perhitungan, setangkai dahan dosa sekalipun Allah sudah menyiapkan kertas lembaran hitunganya. tidak ada yang terlewatkan karena sesungguhnya Allah itu maha adil seadil adilnya hitungan. namun walau demikian mudah-mudahan dari pengalaman yang sudah saya tulis di atas bisa menjadi pelajaran bagi saya sendiri kedepan.

9 comments:

  1. sebuah kondisi apes, sial dan lain sebagainya ada baiknya kita gunakan sebagai sarana untuk bercermin kang. tidak ada karma dalam Islam, tapi kadangkala pula ada sebuah balasan saat kita melakukan perbuatan salah terhadap orang lain.
    Semoga kita bisa ikhlas nrimo manakala ada sesuatu kesialan yang menimpa kita, sebab itu bukan semata hukuman, tapi juga ujian yang jika kita mau bersabar Insya ALLAH pahala yang kita dapat

    ReplyDelete
  2. masih diperbaiki kok yayack. jangan terbelenggu dengan kesalahan yang pernah kita lakukan.

    Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya.” (QS az-Zumar [39]: 87).

    ReplyDelete
  3. rasa bersalah dalam hati mas Yayack tentu suatu hal yang wajar, tapi terus menerus menyalahkan diri sendiri juga tidak baik lho mas. Jadikan sebagai pelajaran untuk lbh berhati2 ke depannya. Tetap ingat bahwa 'kata adalah doa', jadi tentu kita harus berhati2.. :-)

    ReplyDelete
  4. Kamu lagi resah yah, kemudian menyalahkan diri sendiri atas apa yg terjadi padamu. yah begitulah hidup, kita musti tersandung dulu untuk bisa berjalan lebih berhati-hati lagi.

    Satu pelajaran berharga dr film kiamat sudah dekat adalah, kita musti belajar kalau bisa menguasai ilmu ikhlas. Agar supaya kita bisa hidup dg tenang tanpa dibayangi rasa yg aneh2, semisal kecewa atau tidak menerima... org yg pandai ilmu ikhlasnya akan enjoy terhadap semua yg terjadi padanya. ahhh sy juga sedang belajar ilmu ini, agak susah memang :)

    Happy weekend yayack!

    ReplyDelete
  5. Bagaimanapun kejadian di atas telah dapat diambil hikmahnya bukan? Tanpa kejadian itu, mungkin saja sampai sekarang tak ada pelajaran yang dapat kamu petik kan?
    Semoga ke depan dapat makin bijaksana ya?

    Maaf banget... baru sempat mampir lagi :)

    ReplyDelete
  6. berbahagialah org2 yg bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

    well, jgn berlama2 men-stigma diri sndri. mari bangkit dan perbaiki yg bisa kita perbaiki.

    ReplyDelete
  7. Lozz akbar@:
    Wah bener sekali kang, setidaknya saya sekarang lebih peka terhadap kejadian apapun hasil dari cermin kejadian yang saya tulis di atas. terimakasih udah mau berbagi semoga ini adalah isyarat untuk bsa menuntun dan mengantar saya utk bisa menjadi pribadi yg lebih baik. Salam buat anak buah uncle :D

    Ami@:
    Amiin insya Allah mudah2an.... Semoga saja saya bsa belajar dari banyak kejadian termasuk apa yang sudah saya alami sendiri tempo hari.

    Alaika Abdullah@:
    Kayaknya sih begitu mbaak, hehe dari kejadian tersebut tentunya saya bisa belajar banyak walaupun ttg dosa saya sendiri karena sejatinya manusia itu tidak pernah luput dari yg namanya dosa. Terimakasih sudah mau berbagi, salam :)

    Syam matahari@:
    Resah sih tidak justru sengaja saya tulis utk menyikapinya sbg sebuah pembelajaran. Bener ya kita musti tersandung dulu agar kita bisa lebih berhati hati org belajar naik sepeda juga adakalanya pernah mengalami jatuh dari sepeda juga. Terimakasih met malam dan wassallam...

    Catatan kecilku@:
    hikmahnya ada, pelajaranya juga mustinya ada seperti pada kebutuhan saya menulis artkel ini karena saya sudah mengambil dari serakan hikmah tersebut. Makasih mbak udah meluangkan waktu buat berkunjung kesini. terimakasih salam buat shasya :D

    ReplyDelete
  8. balik ke sini subuh2, eh ternyata komentar tadi malem gak muncul. kesialan sinyal gara2 berbohong kali ama istri. berbohong sekecil apapun hanya akan melahirkan kesialan2, kesialan kecil ya tetep aja rasanya gak nyaman. hepi wiken

    ReplyDelete
  9. Accilong@:
    Semoga hehe mungkin dalam bentuk itu cara saya utk mengakui kesalahan saya tsb. Terimakasih :)

    Rusydi hikmawan@:
    Hehe ada aja ya, tentu karena sesuatu yg besar itu berawal dari membiasakan pada sesuatu yg kecil begitu juga dengan dosa.. Semoga kita di jauhkan dari sifat2 tsb. Terimakasih ya, salam

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More