Agar Tidak Menjadi Sia Sia


Di tengah pusaran hidup yang serba susah seperti saat sekarang, sedikit memaksa bagi banyak orang untuk sekedar menyambung hidupnya lewat mengais rejeki dengan cara cara yang tidak bijak sekalipun, termasuk dengan cara meminta minta. sebuah pemandangan yang nyaris mudah di temui di banyak sudut negri ini. Lantas pertanyaanya adalah salah siapa? tidaklah usah mencari kambing hitam atas fenomena tersebut, toh dari situ sebenarnya kita akan banyak bisa belajar tentang arti memberi dan keikhlasan.


Usaha mengemis atau kalau mau saya lebih menyebutnya dengan orang peminta minta, kata banyak orang-- itu berkesan ada banyak modus yang bisa di lakukan para mereka untuk melancarkan misi tujuanya buat meraup banyak keuntungan dengan mengharapkan belas kasihan orang lain. terlepas dari cara mereka itu menipu kita atau tidak yang pasti saya lebih pada memilih garis tengahnya yang mana kemudian, selama itu tidak merugikan saya, bagi saya hal tersebut bukanlah sesuatu yang di anggap punya masalah besar.

Belakangan, ada orang peminta minta dengan memakai berbagai macam modus, yang salah satunya dengan dalih untuk sumbangan pembangunan sebuah masjid, alasan memakai nama berlabel yayasan buat menampung anak anak yatim, atau ada juga alasan alasan yang memakai keterbatasan fisiknya untuk menarik simpati dan empati orang lain. semuanya bisa di lakukan hanya untuk mengaburkan penilaian orang lain sebagai seorang pengemis. jujur saja, bagi saya masalah tersebut terlalu " buta " bagi saya sendiri buat membedakan mana yang bener-bener tulus meminta untuk di tempatkan pada tempatnya atau untuk tujuan lain dengan meraup keuntungan ganda bagi pribadi semata.

Kaitan dengan aksi para peminta minta di banyak jalan tersebut, tidak sedikit orang akan mencela dan menggunjing di saat setelahnya memberikan sedikit uangnya kepada mereka para peminta. ada kesan mempresentasikan tidak ikhlas atas pememberian sedikit uangnya tadi. Padahal kenapa musti repot repot memberikan sisa rejekinya jika hanya kemudian menggunjing setelahnya ia memberi beberapa peser uang. Tidak di kasihpun mestinya mereka akan langsung pergi untuk mencari lubang lahan rejeki di tempat berikutnya.

Dari potret pada keadaan demikian, saya mencoba berpulang pada kata yang paling sederhana yaitu ikhlas. baiknya apa yang sudah kita beri dengan besar kecilnya aksi dan materi sudah sewajarnya untuk di sikapi dan di barengi dengan sikap keikhlasan, agar semuanya tidak menjadi sia sia. yang pasti ada hikmah dan manfaat lebih jika kita sudah memberi sesuatu buat orang lain ketika pemberian itu sudah di barengi dengan keikhlasan, kalaupun mereka yang meminta minta atau meminta sumbangan itu lebih pada tujuanya meraup keuntungan pribadi dengan aksi menipu atau apapun, maka itu adalah urusan lain.

Korelasinya adalah, Belajar dari pesan rasul yang pernah menghimbau dan menganjurkan kita agar jangan sampai tidak memberikan sesuatu kepada orang yang meminta minta meski itu hanya secuil gerabah yang terbakar. Seberapapun, dua ratus atau lima ratus rupiah ibaratnya, berikanlah pada pengemis atau peminta minta yang datang menemui kita. Rasul sendiri pernah harus berhutang kepada orang lain hanya sekedar untuk membantu para mereka. Satu hal berupa sikap yang barangkali tidak mudah untuk menirunya.

17 comments:

  1. Memang ssh ngebedain mana yg serius bnr2 g mampu, ama mana yg kerjaannya sbgai pengemis td. Ada hadisnya jg kan klw kita nggak boleh meminta-minta alias mengemis. Klw mslh memberi y seikhlasnya aj spy nggak gethon kata org Jawa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener sekali, di satu sisi Rasul melarang meminta-minta, di
      sisi lain, kalau ada seorang peminta-minta datang pada Anda, jangan sampai tidak memberi meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tetapi seharusnya mesti diingat, mereka yang boleh meminta-minta hanyalah 3 golongan saja: orang yang cacat,
      orang yang memiliki banyak hutang, dan orang miskin sampai ia mendapatkan sumber penghasilan. Semoga bermanfaat, terimakasih udah mo berbagi disini. Salam jeng :)

      Delete
  2. pengemis sudah jadi profesi. bikin ketagihan soalnya banyak yang masih ngasih dan penghasilannya lumayan loh. penertiban memang mesti dari tingkat atas

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi lahan profesi yg lumayan, tapi saat jaman skrg suka sulit buat membedakan mana pengemis yg bener2 tdk punya mana yg pura2 jadi peminta2. Nyari aman nya di ikhlasan aja dlu pda saat kita memberi :)
      Terimakasih mbak udah mo nengok disini, salam :)

      Delete
  3. aku tadi komen udah masuk belum yah? just checking

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah mbaak tapi tadi harus nunggu di moderasi dlu hehe

      Delete
  4. miris kadang mengemis justru dijadikan profesi,ada namanya kampung pengemis,bukanka tangan diatas lebi baik dari dibawah....:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas, kata bijaknya jd inget novel laskar pelangi, perbanyaklah hidupmu utk memberi, bukan untuk menerima :) persisnya saya lupa hehe makasih mas :)

      Delete
  5. kalo di kisah Pendekar Pemanah Rajawali malah ada partai pengemis hihihi
    lebih baik mana ya...memberi tapi dg tdk ikhlas, atau sama sekali tdk memberi, krn nunggu keihklasan datang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin belajar dari keduanya utk tidak terjebak pda satu kata yaitu ikhlas, nunggu ikhlas itu datang dlu baru kemudian merasakan bgmana cara kita utk memberi dgn ikhlas :)) terimakasih..

      Delete
  6. lebih baik jadi pengamen dari pada pengemis.

    ReplyDelete
  7. tapi ada tapi-nya, pengemen kalo tidak di ksh berasa jadi kaya pengemis dan ujung2nya setengah memaksa dan berlaku kasar. Tapi mudah2an di jauhkan dari jalan keduanya niscaya kita menjadi rasa aman bg org sekitar.
    Makasih ya udah mo berbagi disini :) salam

    ReplyDelete
  8. mungkin permasalahan pegemis yang meinta-minta atau sebaliknya adalah dampak dari ulah kita juga,"mungkin lho".
    Namun memang kata ikhlas itu mudah untuk diucap, berat untuk dijalankan. seperti yang kita tahu, ikhlas itu seperti termometer, kadang naik, kadang turun. Tapi yang pasti kita harus belajar memahami arti ikhlas itu sendiri dan menjalankannya dalam keseharian.

    maaf lho sobat kalau saya sok tahu,hehehe ...maklum masih bodoh.;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju, karena kemungkinan2 itu ada, tapi yg pasti kita bsa belajar menyikapi ikhlas dgn hal2 yg sifatnya naik turun dlu setelah itu baru bisa matang... bsa menaiki tangga menuju sikap kedewasaan, terimakasih udah mau berbagi disini di rumah petuah hehe salam :)

      Delete
  9. terkadang kondisi lah yang menyebabkan mereka menjadi seperti itu, harus mencari nafkah dengan cara-cara yang tidak seharusnya.

    tapi memberi bukan berarti peduli.. karena kalau saja kita peduli, sebaiknya kita memberikan kail bukan ikannya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener sekali phe, tapi mudah2an di saat kita sudah bsa memberi minimal org yg sudah di beri adalah orang-orang yang layak untuk di beri. Terimakasih sob, salam petualang :D

      Delete
  10. Iyaaa bener yang penting ikhlas.
    Mau sana nyalahgunain uangnya yaaa terserah :D

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More