Menerima segala menu menu kenikmatan yang di kirimkan oleh Tuhan, tidak semua orang bisa mengunyahnya dengan kesyukuran. Di nilai lebih dari cukup pun acapkali di barengi dengan bisik bisik keluhan dan ketidakpuasan. Bahkan protes, dan itu tentu bukan kabar yang menggembirakan. Seperti bola mata telanjang mengamati sebuah fenomena fatamorgana. Semakin kita mencari buliran air di padang pasir, semakin jauh kita mendekati__ maka semakin jauh juga perumpamaan air itu akan kelihatan dalam kasat mata.
Sudahkah saya merasa tertipu dengan pesan dari fenomena fatamorgana? Bukankah itu menjadi pengingat dalam sebenar benarnya pengingat hasil dari olahan alam yang hendak selalu memberikan pesan. Alam seolah tidak pernah diam untuk membantu agar mahluk serupa manusia tidak mudah tertipu, pun akan hal keinginan yang tak berujung dan akan hal yang memonopoli sikap ego diri kita sendiri.
Manusia lain tidak cukup hak untuk membatasi keinginan masing masing manusia lain, tapi akan lebih lazim jika bentuk serupa pengingat dan nasehat dari orang lain akan bisa segera di telan untuk kebutuhan menambah asupan gizi demi kecukupan pada isi dari kualitas diri. Kualitas akan iman dan islam kita demi kelanjutan dari misi hidup kita sendiri untuk tujuan menaiki tangga tangga di mana kita akan di pertemukan pada sebuah pilihan, mau memilih baik atau tidak.
Fatamorgana, sebuah potret alam yang barangkali menjadi penegasan dari sikap dan sifat manusia yang adakalanya tidak akan pernah puas dengan semua daftar keinginanya, ingin menjadi kaya raya, ingin terlihat lebih cantik, atau ingin menjadi penguasa sejagat raya. Menuju ke arah situ semuanya bukanlah tanpa tantangan dan rintangan, bahkan harus di barengi dengan resiko yang sebetulnya bisa menabrak point-point ketidak halalan. Halal atau haram tidak akan melulu terlihat beda jika otak kita sudah terkontaminasi oleh besarnya keinginan yang tak berkesudahan, atau tujuan yang sekiranya harus di taklukan untuk memenuhi kebutuhan egoisme dan hedonisme. Buat saya, tentu hal tersebut bukanlah kabar yang menggembirakan.
Semakin ke atas semakin tidak puas. semakin kita bisa meraih apa yang kita percayai sebagai sebuah kebahagiaan, maka semakin nyata di mata kita sendiri kalau kesyukuran hanya sebatas bahan pemanis rangkaian kata belaka. Sudahkan saya merasa bersyukur hari ini? amatlah riskan rasanya kalau harus menjelaskan daftar tentang banyaknya keinginan yang belum saya dapatkan, atau yang nihil buat saya dapatkan sekalipun. lebih bijak lah kalau banyaknya keinginan itu semata tujuanya demi menambah porsi kualitas diri, tapi kalau keinginan itu pada kenyataanya harus menabrak semua resiko yang berpotensi menimbun dosa dosa. bukankah jalan itu yang tidak terlihat dalam kasat mata seperti kita perlu belajar pada fenomena air di padang pasir, yang sudah memberi pesan agar menusia serupa kita tidaklah gemar memelihara halusinasi, kata lain dari daftar keinginan yang tidak akan pernah puas untuk di dapatkan.
Selagi masih bisa menikmati apa yang sudah pernah saya inginkan, maka itu adalah bukti dari rasa syukur saya untuk saat sekarang. Saat dimana saya masih belajar dalam mensyukuri kenikmatan kenikmatan lain.
Rangkaian kalimatnya keren banget mas....
ReplyDeleteYup, semakin diberi semakin terasa kurang, semakin ke atas semakin tidak merasa puas.... Mungkin itu memang sifat dasar manusia ya mas? selalu saja merasa kurang puas akan apa yang sudah didapatkannya. Disitulah tempaan keimanan diri pegang peranan, agar manusia tau mensyukuri nikmat yang telah diperolehnya. Semoga kita dapat menjadi manusia-manusia yang selalu mensyukuri nikmat Ilahi ya mas... baik nikmat berupa ujian/cobaan maupun berkahNya.
nice posting mas!
mudah2an mbaak, dari sekarang kita musti bersyukur dgn adanya umur yg panjang sampai skrg :)
Deletekebahagiaan, hemm satu kata yg berbias banyak makna dn konsep. Saya sendiri terbiasa menikmati apa yg ada dan tidak terlalu mempressure emosi jk apa yg saya inginkan blm bisa saya raih dengan kalimat magic: semua terjadi pada waktu yang tepat...
ReplyDeleteharusnya bsa lebih bersyukur karena sudah bsa menghandle emosi yg katanya bsa amat berpengaruh pada mencari kualitas kedewasaan kita sendiri. kata mbak anaz mah terimakasih udah mampir di mari hehe
Deletesudah menjadi sifat manusia yakni mengeluh dan serakah. Dari situlah ujian bagaimana, dengan cara apa bersyukur diberikan untuk dilihat maqomnya.
ReplyDeletealhamdulillah n tengkyu pencerahannya.
manusia oh manusia... hehe terimakasih jg atas kunjunganya :)
Deletekalau saya semakin ke atas maka semakin liar alias kagak akan puas,karena diatas belum tentu hebat & berhasil
ReplyDeletehehe tapi liarnya itu loh yg kurang bsa di terima oleh mata sya yg ngebacanya :D
Deletesudah diatas hati-hati jatuh, lebih baik bersyukur
ReplyDeletebener buu, biasanya kalo jatuh gak mudah utk bsa menerima. insya Allah kalo bsa belajar mensyukuri semua kenikmatan dari sekarang niscaya kita di jauhkan dari hal yg tdk di ridhoi oleh Allah swt.
Deleteiyah, seperti pohon. makin di atas, anginnya juga makin kencang. klo dak kuat, bisa2 kebawa angin. kudu hati2 jaga diri, mugi2 qt tdk terjerumus. bnyak2 bersyukur, bnyak2 slg mengingatkan. makasih pencerahannya mas.
ReplyDeletesepakat, konklusinya pas banget. terimakasih sudah mau singgah di mari :)
Deletepandang ke bawah agar punya rasa syukur pandang ke atas agar kita giat dalam meraih sukses
ReplyDeletesetuju ah hehe... #menambahkan, terimakasih
DeleteFatamorgana merupakan sesuatu yang bias..tapi kalau fatamorganteng..itu sudah pasti keliatan.
ReplyDeleteHweheheee..
salah satunya saya bukan yah? :D
Deletekalau menikmati apa yang didapatkan saat ini bisa menjadi wujud rasa syukur, rasanya saya sudah cukup bersyukur untuk saat ini.
ReplyDeletemudah2an bsa setiap hari mass :)) tentunya bsa belajar sedari sekarang.
Deleteya itulah manusia....
ReplyDeletehehe blogger juga manusia ya :D
Delete. . bener banget. sebuah kepuasan itu gak bisa di ukur. jadi apa yg menjadi target kita sekarang, belum tentu kita akan berhenti setelah mendapatkan nya. pati kita akan mencari target laen. ada yg bilang hidup itu sebuha petualangan. apakah seperti itu yg disebut dengan petualangan?!? . .
ReplyDelete