Azghani harus tetap sibuk, bekerja keras. kalau tidak, dia merasa hidupnya terancam tak punya apa apa, dia merasa membuang waktu, menelantarkan anak isteri, tidak di lirik lagi oleh rejeki, Tidak ada yang menyayangi atau membutuhkanya.
Maka, begitu giliran pagi menyapa, dia sudah siap dengan setumpuk daftar rutinitasnya: dari mulai membangunkan anak anak, bekerja di sekitaran rumah, berkebun untuk sebagian waktu paginya, dan mencoba berternak untuk sebagian waktu yang lainya. sampai menemui waktu sorenya tiba.
Hingga pada proses beberapa tahun kemudian, dia pun kemudian cukup layak untuk di pertemukan dengan jalan hidupnya yang berkecukupan, sekaligus mengantarkanya menjadi orang yang cukup di segani, terpandang dan dermawan.
Ketika pada suatu waktu, Azghani kedatangan tamu, sahabatnya sepertinya. Semula hanya di anggap biasa dari sebuah pertemuan dua teman, yang satu datang dengan niat yang baik untuk suatu keperluanya, yang satunya lagi dengan senang hati menyapa tamu dengan ramahnya.
Tidak perlu basa basi, temanya itu minta di pinjamkan uang untuk kebutuhanya mencari pekerjaan di kota besar, maka dengan senang hati seorang Azghani langsung memberinya dengan beberapa rupiah saja__ yang mana bisa cukup untuk kebutuhan makan beberapa minggu disana.
Tanpa di minta, Ia pun sengaja meminjamkan sebuah tas-nya yang barangkali memang sangatlah di perlukan, sepatunya juga, bahkan beberapa celana yang sudah tak layak pakai itu__ia sengaja berikan buat sahabatnya tadi: Semata bentuk dari kewajiban sebagai seorang teman guna membantunya mencari dan menemui jalan hidupnya yang terbaik. Semuanya ia pinjamkan untuk seorang sahabatnya, dan sebagian lagi ia berikan dengan hati yang ikhlas.
Hingga pada sebuah situasi yang tidak terduga sebelumnya, Azghani mendapatkan bukti bukti yang cukup di percaya kebenaranya, bahwa, kedapatan kalau temanya tadi sudah tidak menggunakan apa yang sudah di pinjamnya tadi untuk tujuan yang sebenarnya. Ia menggunakan uang yang sudah di pinjam dari temanya tadi untuk hal hal yang jauh dari kemanfaatan. Main judi, minum, bahkan berkali kali kedapatan mencuri dan akhirnya masuk bui.
Mendengar perihal kabar sahabatnya itu, ia kemudian tidak langsung percaya, hingga tidak bisa berkata apa apa. Sampai kebenaran itu bisa di terima, sebagai manusia, ia pantas MARAH.. Kecewa. Apa yg sudah di pinjamnya tidak di manfaatkan untuk yang seharusnya.
Kita juga sebagai manusia, tujuan dari di " pinjamkanya " mata adalah utk melihat yang baik baik, tujuan dari dari di pinjamkanya telinga adalah untuk mendengar yang baik baik, tujuan dari di pinjamkanya kaki adalah untuk berjalan menuju tempat yang baik baik, tujuan dari di pinjamkanya otak adalah untuk membuka kesadaran, dan sesekali mencoba untuk berpikir. Nikmat Tuhan manakah yang hendak kau dustakan?
Dan Tuhan juga mungkin marah jika apa yang sudah kita pinjam__ tidak semuanya di pergunakan untuk sebaik baiknya perbuatan. Apalagi kemudian sampai harus mengabaikan, melupakan, dan meninggalkan di mana Tuhan itu sebenarnya bisa di rasakan kedekatanya.
***fiksi, gambar dar sini
hmm,, menyikapi teman yg tdk ber amanah thdp apa2 yg sdh di percaya ya paling dgn hati yg lapang,,cerita inspirasi yg bermanfaat sob,,,
ReplyDeleteTidak amanah apa yg sudah di titipkan, semoga menjadi perenungan. Terimakasih atas kunjunganya. Salam :)
DeleteNyelekit qaqaa... hihi
ReplyDeleteSy juga masih seenaknya make barang pinjeman nih, semoga selalu ada kesempatan untuk memperbaiki sampe saat semua harus dikembalikan sm yg punya.
jangan sampai menjadi tak terbayarkan atau hutang di saat kita sudah waktunya utk tutup kontrak hidup, siapa yg nanggung? :))
Deleteheheehe...
DeleteKita juga sebagai manusia, tujuan dari di " pinjamkanya " mata adalah utk melihat yang baik baik, tujuan dari dari di pinjamkanya telinga adalah untuk mendengar yang baik baik, tujuan dari di pinjamkanya kaki adalah untuk berjalan menuju tempat yang baik baik, tujuan dari di pinjamkanya otak adalah untuk membuka kesadaran, dan sesekali mencoba untuk berpikir. <-- setuju banget, sayangnya dewasa ini makin banyak manusia yang malah melakukan kebalikan dari itu ya mas.... semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian... amin.
ReplyDeletetrims atas postingannya mas Yayack....
mudah2an mbak, semoga menjadi ladang pahala disaat sudah di niatkan utk berbagi :D
DeleteWah dapet pelajaran tentang amanah disini... Alhamdulillah... ya semua ini pinjeman yang suatu saat akan di pinta dan harus dikembalikan tentunya kita mempertanggung jawabkan apa yang sudah di titipkan =)
ReplyDeletesemoga bsa mengembalikan apa yg sudah kita pinjam, tentunya dgn keadaan yg yg lebih bersih, bersih dari salah dan dosa :)
DeleteAmiiiin ya Allah.. ngga jadi manusia rugi ya bang..
Deleteapa yang ada pada diri kita sebenarnya bukanlah milik kita, semuanya adalah pinjaman yang pada saatnya nanti akan diambil kembali oleh pemiliknya dan kita harus memberikan pertanggungjawaban atas apa yang telah kita pergunakan.
ReplyDeleteTerima kasih pengingatnya, Mas. Semoga kegiatan blogging ini tidak menyalahi kehendak si pemberi pinjaman.
Terimakasih jg atas komentarnya yg bsa menambah isi dari apa yg sudah tertulis. Semoga menjadi wadah kebaikan dari kegiatan blogging ini, terlebih buat sya sendiri :)
DeleteKunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
ReplyDeletetetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
terimakasih atas motivasinya terimakasih jg buat kunjunganya, salam.
Deleteinspiratif sekali postingan yang asyik ini
ReplyDeletesungguh, semua dipinjami ya, Mas
dengan kesadaran yang semacam ini, semestinya kita
menjadi lebih berhati-hati....
Terimakasih, iya semua akan di kembalikan apa yg sudah kita pinjam.
Deletehemmh... persoalan yang rumit...
ReplyDeletemudah2an yg rumit bsa di pertemukan dgn kemudahanya mas :D
DeleteIjin nyimak sobat
ReplyDeletesilahkan, terimakasih atas kunjunganya. Salam ukhuwah :)
Deleteenak banget kayanya sholat dengan posisi bgitu ya browwww...
ReplyDeletecuma ilustrasi gambar :D
Deletewahhh, sangat sulit menyikapi teman yang sudah terlanjur begini...
ReplyDeletesangat inspiratif nih ceritanya :)
terimakasih... belajar dari siapa saja, termasuk dgn org2 seperti tadi.
Deleteiya sobat, bener banget dah
DeleteAmanah pada semua yang kita pinjam, baik kepada sesama apalagi pada Sang Pemilik Segala, semoga kita mampu untuk menjaga yang kita pinjam.
ReplyDeletesekaligus lebih bsa di terima dari yg sudah kita pinjam, amiiin semoga menjadi kemanfaatan walopun hanya pinjam lewat sebuah tulisan :)
DeleteTerimkaasih, salam :)