Menjaga Sepotong Malam Di Punggung Shubuh





Dari sepersekian episode waktu yang terus memutari hari dan paginya, ia serupa dahan kecil yang akan terus menjaga hijaunya daun dari keringnya pada kemudian waktu. pada saat dimana daun itu akan rapuh dan jatuh. Adalah di usia paruh baya, begitu ia sering di bincangkan sebagai manusia shubuh oleh para tetangganya. Nama lain dari penyebutan panggilan itu seolah penterjemahan dari atribut dirinya pada stempel sisi spiritual.

Tidak ada yang mesti di banggakan dari diri seorang bapak setengah baya ini, kecuali seruan seruan kata hatinya dalam mengantarkan kebutuhan jiwanya ke jelaga pendopo malam, Membungkus serakan dosanya yang tak terhitung jumlahnya, Ia selalu membayar panggilan hatinya, menjaga sepotong malamnya di setiap menuju punggung shubuhnya. Berburu menuju sudut tempat sujud dengan seutas tali berisi biji bijian yang berantai, menghitungnya dengan pelan dan kekhusyuan. Beriringan dengan penyebutan ayat ayat yang melanggengkan asma Tuhan. Membangunkan orang orang yang sedang setengah terjaga. Tentu itu adalah pesan yang menggembirakan.

Dalam tiap kali mengeja malamnya, dirinya tidak sedikitpun merasa terintimidasi oleh ketakutan macam apapun, semuanya bisa ia lunasi laksana membayar sekarung kurma dengan selembar uang bernilai tunai. Ia selalu mempesiang harinya dengan satu misi manusiawi: ingin hidup selama mungkin dengan ikhtiar dan bekerja. Dan mempersunting waktu malamnya dengan melagukan kalam kalam illahi yang mem-bumi. Seraya doa doanya menembus ke hulu langit memotong sekumpulan hitam tak berjingga.

Saya hanya bisa membayangkan, mencontoh pada diri saya apa yang sudah ia kerjakan sebagai pekerjaan ibadahnya, menerapkan pada diri saya apa yang sudah ia lakukan... harusnya saya punya kekuatan lebih untuk bisa memanfaatkan apa yang sudah ia dapatkan. Sayangnya untuk saat sekarang, ikhwal dari kebutuhan tadi masih terjadi tawar menawar antara keinginan dan keengganan, antara niat dan membatalkan, antara kemauan dan ketidakmampuan.

Rasulullah SAW bersabda:
“Rabb (Tuhan) kita turun di setiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman : Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya”. (HR. Al-Bukhari no. 1145, 6321 dan Muslim no. 758).

Masih terlalu sulit untuk membiasakan bangun tidur sebelum waktu menuju shubuh. Tulisan ini sengaja saya posting tepat pada jam menunjukan pukul 14:30. Tepat selisih kurang lebih 11 jam dimana Tuhan turun dari langit dalam titik terendahnya. Semoga menjadi awal dari kebutuhan untuk kebiasaan memanfaatkan waktu sepertiga malam.



Gambar di ambil dari sini

14 comments:

  1. bahasa tulisan ini sungguh indah, sehingga mengantarkan jiwa ini rindu betapa indahnya menghadap saat sepotong malam di punggung shubuh itu...

    ReplyDelete
  2. Saya termasuk manusia nokturnal kang, tapi sayang masih blum bisa memanfaatkan macam bapak di atas :(

    matur nuwun yo kang Yayack wis ngelingno :)

    matur nuwun.....

    ReplyDelete
  3. Semoga dimudahkan untuk bangun sebelum subuh yaa :)

    ReplyDelete
  4. godaannya besar sekali bangun sebelum subuh :)

    ReplyDelete
  5. Makasih sobat pencerahannya :)

    ReplyDelete
  6. idem sama mas lozz, belum bisa memanfaatknnya.
    ini benar2 kontemplasi yg menyentil.

    ReplyDelete
  7. Bahasanya indah sekali, saya sampai larut dalam untaian kata-katanya.
    Nice post ^_^
    Saya acungin 2 jempol :)

    ReplyDelete
  8. mengapa yang rajin beribadah hanya yang hampir tua ya? tidak heran jika Allah memuji sayyidina Ali, remaja yang rajin beribadah, mencintai Allah beserta RasulNya.. ah, sepertiga malam, justru bonus besar2an dari Tuhan,, tapi kadang masih banyak enggan :/

    ReplyDelete
  9. follow done,, folbek yaaah :)

    ReplyDelete
  10. iya
    padahal subuh buatku merupakan panggilan untuk masuk kamar dan tidur..

    ReplyDelete
  11. tulisannya juga untuk saya yack, yang bener2 suka telat bangun.

    mungkin krn pola tidur yg tidak jelas. kadang malah saya miskol-miskolan sm sahabat sy yang sudah bangun buat tahajjud eh malah saya baru mau tidur. hmmm...

    but thanks ya yayack buat artikelnya.
    kl kesini selalu nyelekit, soalnya banyak bersinggungan dg kebiasaan2 saya yg kurang baik. hihi :D

    ReplyDelete
  12. masya allah getarannya terasa.. waktu saat itu memang paling tepat untuk mengadu..

    ReplyDelete
  13. kunjungan gan,bagi - bagi motivasi
    Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama dipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
    ditunggu kunjungan baliknya yaa :)

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More