Pembanding




Kenapa setiap yang sudah saya hasilkan sekarang, bisa di hasilkan juga oleh orang lain dengan begitu mudahnya, tapi kenapa setiap kali saya menginginkan sesuatu, justeru dengan mudahnya bisa di dapat oleh orang lain. Tanya teman. Orang orang itu siapa? Tanya saya. Orang orang yang sudah saya lihat katanya. Melihatnya kemana? Tanya saya lagi. Orang orang yang sudah sukses, jawabnya dengan lugas. Kalau jawabanya seperti itu, mungkin saya tidak perlu memberikan pertanyaan lanjutan.

Dari sepintas beberapa tumpukan pertanyaan dan jawabanya tadi, tersirat bahwa: mencari pembanding memanglah di butuhkan, tapi yang lebih penting buat di butuhkan pada posisi tersebut, mungkin bisa di barengi dengan bersikap seadil adilnya. Tidak melulu kita harus melihat orang orang yang sudah ada di atas. Sebangun dengan tujuan awalnya, berlaku juga kiranya guna melihat orang orang yang sedang ada di BAWAH.


Seringkali deretan daftar hasil yang tidak sesuai dengan tujuan awal__ yang sudah merasa di rencanakan dulu, membuat kita terlalu di paksa dengan melihat hasil di atasnya--yang sudah di hasilkan oleh orang lain. Ingin lebih, setelah melihat apa yg di hasilkan (di dapat) orang lain itu jauh lebih besar. Padahal, mungkin Tuhan sedang merencanakan jalan lain yang tidak sepenuhnya bisa di pahami jalan pikiran manusia-- sampai manusia itu tahu dan menyadari: Tuhan punya kehendak atas apa apa yang harus di tetapkan.

Tuhan berkesempatan menugaskan pesan dan takdirnya hari itu, hari dimana kita tidak bisa diam. Bahwa nasibnya hari itu tidak cukup bisa di terima sebagai ketetapan. Ini nama lain dari kelemahan kita yang terkadang tidak bisa menyanggah beban berat yang sebenarnya tidak lebih berat dari timbunan dosa dosa kita sendiri.

Saya mencoba mencari pembanding, dengan melihat apa yang sudah di dapat oleh orang lain. mungkin tidak sedikit dari mereka yang telah melangsungkan penderitaanya dengan mencoba bersikap jauh lebih bijak, dan jauh lebih sabar dari pada saya. Tidak sedikit dari orang orang sekitaran saya yang jauh lebih hebat dalam menyikapi masalahnya sendiri yang di anggap saya sebagai beban yang memanjang.

Pembanding itu kadang kerap di butuhkan, Saat banyak dari keluhan saya yang tidak bisa di akui sebagai hal yang harus di terima, sesungguhnya masih banyak dari mereka mereka yang jauh lebih berat dalam menyanggah beban berat hidupnya. Banyak dari mereka yang hidupnya jauh lebih keras guna melipat sekumpulan siang hari menuju paginya. Dan banyak dari mereka mereka yang tidak pernah tidur pulas hanya karena memikirkan nasib dan hidupnya yang tak pernah tercukupkan.

Pembanding itu kadang kerap menjadi pembimbing. semua apa apa yang sekarang sedang di butuhkan oleh mereka- mungkin saja yang pada kenyataanya sudah bisa saya telan, semua hal yang mungkin sedang mereka perjuangkan barangkali sudah pernah saya dapatkan juga, atau apapun yang belum mereka petik sebagai buah dari kerja nyata mereka__mungkin saya sudah memetiknya sejak sedari dulu. Dan sudah sepatutnya saya merasa bersyukur... Semuanya akan menemui masanya, masa di mana ia akan mengikuti apa yang sudah tergariskan sebagai sebuah ketetapan Tuhan.

Pembanding itu seolah memberi sebuah pesan, yang pada akhirnya kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi beban hidup menemui polanya yang bergantian, menemui masalah, sekeras apapun. Karena masih banyak orang orang yang jauh lebih keras guna menterjemahkan jalan hidupnya kedepan. Karena Tuhan juga tidak membiarkan kita dalam kesendirian.



33 comments:

  1. memang benar, banyak orang yang dapat melakukan sessuatu seperti kita, mendapatkan sesuatu seperti kita, namun tak seorang pun memiliki pemikiran sama persis seperti yang kita miliki. itulah keunikan mausia masing masing. tinggal bagaimana mengembangkannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada benarnya juga, manusia satu sama lainya pasti mempunyai dua sisi masing2, ada egaliter disini. Cuma bagaimana kita bsa memanfaatkan kelebihan itu utk menutupi sisi kekurangan. Nyambung gak ya? Hehe :))

      Delete
  2. mendapati sesuatu (output) yang tidak sesuai dengan harapan (target) memang merupakan hal yang mengecilkan hati.. namun dibalik itu, tersembunyi pembelajaran agar kita menilik kembali ke belakang, mungkin ada langkah yang belum sempurna kita lakukan, atau ada langkah yang harus disesuaikan kembali dengan keadaan, sehingga setelah ada penyesuaian, baru dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai harapan.

    mencari pembanding, terkadang memang diperlukan untuk memompa kembali semangat yang patah, atau untuk membuka mata kita, bahwa keberhasilan mereka, ternyata juga hasil dari kerja keras...?

    ada kalanya kita harus menatap ke atas, dan ada saatnya kita harus memandang ke bawah... begitu barang kali ya mas Yayack?

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju sekali mbaak, maksud dari tulisan saya sebenernya emang mau kesitu hehe pembanding itu penting, melihat ke atas bukanya iri sama rejeki org lain tapi harus di lihat dari sisi manfaatnya yaitu utk lebih termotivasi hasil dari pencapaian orang lain.

      Delete
  3. Aku bingung mau komen apa mas hihi...
    Bagus tulisannya. Pembanding perlu supaya lebih syukur... tapi kalau membandingkan sama yang lebih keren, supaya lebih termotivasi... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ndaak usah bingung unaaa, bebas ko mo komentar apa asal jangan minta tanda tangan # banyak job! :D

      Ya, lebih bersyukur, itu artinya bisa menerapkanya sehari hari. Mudah2an ya :)

      Delete
  4. Dengan adanya pembanding kita bisa lebih tegar hadapi masalah ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. insya Allah buu, amiin. Tentu kita juga merasa lebih bersukur :)

      Delete
  5. setuju!
    mencari pembanding emang perlu. Tapi pembandingnya di sini mending yang standarnya di bawah kita aja kalo urusan dunia...supaya kita bisa lebih sering" bersyukur. Kalo yang di atas takutnya nanti kita jadi makin rakus kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, kalo melihat ke atas terus, alih2 kita merasa termotivasi namun kalo tdk bisa di imbangi dengan rasa sukur, keatas terus tentu tidak akan ada habisnya :)) fatamorgana!

      Delete
  6. pembanding memang kadang2 perlu juga mas, agar kita bisa termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. semuanya memang perlu, cuma yang lebih perlu adalah bagaimana kita bsa menempatkanya pada tempat yang sudah benar.

      Delete
  7. setuju !!!

    perlu cari pembanding !

    ReplyDelete
    Replies
    1. yukk, pembanding itu banyak selagi kita mau mencarinya :D

      Delete
  8. janganlah membanding-bandingkan kecuali itu membuat kita tergerak untuk terus memperbaiki diri, berbuat lebih maksimal lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga apa yg sudah menjadi pembanding kita itu bisa di terjemahkan untuk porsi yang sesuai dengan kebutuhan kita sendiri.

      Delete
  9. setuju juga.. melihat ke bawah sebagai pembanding sudahkah kita bersyukur akan apa yang telah kita dapatkan, melihat ke bawah sebagai pembanding pencapaian apa saja yang telah kita raih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih pada mengandung pertanyaan buat diri kita sendiri ya :D sudahkah kita merasa bersukur hari ini?

      Delete
  10. menurutku orang yang di atas tidak selalu baik-kalau saya lebih memilih berkecukupan, ga masalah kalau orang lain lebih punya banyak hal (pembanding asal jangan terlalu terobsesi aja)...saya mensyukuri apa yang saya punya sekarang, dan tentu saja masih mengusahakan hal lain agar hidup ini terus berlanjut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalah dlm urusan dunia, maka kalahkan utk uruasan akhiratnya. Ya, kalo melihat keatas utk urusan dunia mungkin gak akan ada habisnya, akan selalu merasa kurang.

      Delete
  11. Pembading memang perlu, karena kita akan berbuat untuk lebih baik lagi. Tapi jangan sampai apa yang telah kita dapatkan sia - sia karena tidak ada rasa syukur.
    Nikmati apa yang telah ada dan terus berjuang untuk mendapatkan yang lebih baik lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, mungkin dengan niat kita utk membandingkan dengan melihat ke bawah, lantas kemudian kita jadi merasa bersukur :))

      Delete
  12. pembanding untuk maju tidak apa2 asal tidak membuat iri

    ReplyDelete
  13. tanpa pembanding, mana bisa kita bicara baik atau buruk, gelap atau terang, dll dll..

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah iya, untungnya ibue bsa menghasilkan anak laki dan perempuan :D

      Delete
  14. yep, idem dan setuju :D
    sama mas Rawing juga setuju :D
    kita bisa belajar dari perbandingan itu sendiri ya :D

    ReplyDelete
  15. Yah, kita mesti melihat ke bawah juga jangan melihat ke atas terus. biarpun ngeliat ke atas indaaah yaks. selalu intropeksi diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakat mbak ami, indah tidak selalu berakhir dengan indah :)

      Delete
  16. Kita bisa merasakan nikmatnya sehat karena kita tahu bagaimana saat terbaring sakit...comparison selalu ada dalam setiap hal dan mestinya merupakan cermin utk menjaid lebih baik. Melihat ke atas agar kita bisa lebh bersemangat dan menegok ke bawah sehingga kita lbh bisa bersyukur dengan menghargai apa yg kita miliki saat ini...TFS ya:)

    ReplyDelete
  17. Pembanding yang paling bijak adalah ketika,kita tahu kenapa pembanding itu ada dibenak kepala kita
    Pada dasarnya pembanding adalah sebuah sifat yang membuat kita lebih fight & survive

    ReplyDelete
  18. tergantung pembandingnya untuk apa, kalau untuk memperbaiki diri sepertinya bagus untuk motivasi. pada nyatanya semua memang mempunyai dua sisi yang berlainan, dan harus benar-benar bijak dalam memanfaatkannya biar ngga jadi mudorot =)

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More