----------
Sumpah di dahan
Untuk tidak menjadi beban
Memesan pada ranting
Untuk bersahabat sampai mengering
Daun tak pernah takut
Pada rumput yang siap menyambut
Daun juga tak pernah lupa
Pada tanah yang siap menyapa
Jatuhpun tak lantas mati
Ia mengering mencumbu tanah
Sepeninggalnya menjadi dupa
Meninggikan bait bait doa
Pada waktunya yang telah tiba
Ia hafal dengan akan takdirnya
Siap beteman angin di kala muda
Siap menyapa angin di kala tua
Pada daun yang di tundung angin
Awal daun yang menghebatkan
Jatuh sungkur kapar di tanah
Tidak menyalahkan siapa siapa
Pada daun yang di tundung angin
ReplyDeleteAwal daun yang menghebatkan
Jatuh sungkur kapar di tanah
Tidak menyalahkan siapa siapa
Ihlas...., kala di atas dan saatnya di bawah. Semua menjadi biasa karena dijalanai penuh syukur
Mantapppp!!!
sepakat mbak, adakalanya kita bsa belajar pada proses alam di manapun :) salam
ReplyDeleteDaun jatuh tidak pernah menyalahkan angin .
ReplyDeleteDaun jatuh tidak pernah menyalahkan angin.
ReplyDeleteDalem banget kak, sampai bngung mksudnya, hehe
ReplyDeletedaun menjadi angin,angin menyapa daun ... hmmm ... proses penuh inisiatif... thnaks sob :D
ReplyDeleteuwghhhh kereeeen....seperti belajar ikhlas di fenomena alam... :)
ReplyDeletePuisinya bagus..sayang saya tidak pandai membuat puisi sobat...
ReplyDeleteMohon bantuannya sobat untuk KLIK G+1 dalam artikel saya mengenai dan berjudul IPHONE 5 GADGET IMPIAN semoga sobat berkenan membantu.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan
siapa takut jadi daun ya mas, semoga tidak ada angin yang tega menundungnya, kalaupun ada keterlaluan banget angin itu,
ReplyDeletebtw ungkapan lewat bahasa puisinya bagus
kalimat yg terakhir itu ya.. 'Jatuh sungkur kapar di tanah
ReplyDeleteTidak menyalahkan siapa siapa'.. kl jaman skrg malah org sibuk melempar kesalahan kesana kemari..sampai eneg kl liat kyk gitu di tv ya.. mereka hrs belajar pd daun :))
salam kenal ya :)
posting yang sangat bagus mas,
ReplyDeletesalam kenal