Desert Oasis



Adeeem, entah yang saya tangkap dari perasaan saya waktu mendengarkan lagu tersebut memang seperti itulah adanya. Tanpa rekayasa. Desert Oasis, adalah judul dari lagu instrument milik musisi seorang MEHDI sekaligus pianis dengan genre New age. Mendengarkan lagu-lagu Mehdi salah satunya yang berjudul Desert Oasis seolah membawa saya kedalam dunia yang begitu tenang, di awang-awang, seperti ada di Negeri seribu malam karena unsur dan nuansa padang pasirnya begitu terasa, ada sedikit nuansa indianya juga, dengan determinasi ketukan nadanya yang tidak melow-melow amat. Pokonya adem lah, kayaknya pas kalau di dengarkan saat lagi menulis ataupun saat saya ada keperluan untuk melukis. Nuansa alamnya seperti sengaja di sajikan. Padahal sebenarnya tempo musik yang di mainkan beberapa lagu karya Mehdi cukup beragam mulai dari waltz, rhumba ataupun yang punya nuansa gipsy.

Saya beberapa hari belakangan memang lagi gemar memburu dan menyukai lagu-lagu instrument, kaya macam karya kepunyaan Mehdi, Kitaro, Yanni, Karunesh, atau siapapun yang saya anggap dan menurut saya enak buat lama lama di dengar dan nuncep di telinga. Nyaman dan Soulnya dapet.

Awalnya saya kenal dan sekaligus menyukai lagu-lagu seperti itu ketika kebetulan saya lagi ada di toko buku Gramedia, waktu itu pendengaran saya di akrabkan sama lagu instrument milik Christina yang mengambil judul Kehilangan. Tidak tahu persis kayaknya pianis ini orang Indonesia atau bukan. Konon lagu melow itu jadi soundtrack film My Hearth yang dulu sempet jadi tema laris bahasan obrolan pecinta film dalam negri.

Kembali lagu itu jadi makin saya kenal dan lama-lama pengan sekali buat nyari tahu siapa penciptanya ketika saya kedapatan kalau lagu tersebut katanya sering kali di putar ketika salah satu keponakan saya sedang mengikuti proses belajar di program Bimbel. Katanya dengan mendengarkan lagu itu konon konsentrasi belajar jadi makin bagus, merangsang daya ingat sekaligus membuat nyaman pada suasana ruangan belajar. Mungkin itu tujuanya. Entah itu berdasarkan penelitian sepihak atau memang kebetulan semata, tapi nyatanya apa yang coba saya rasakan memang demikian. Adeem, dan setiap sekat spasi syairnya sampai sekarangpun buat saya pribadi masih mengingatkan akan sesuatu. Seperti Dejavu.

Ya, kembali ke tema yang coba saya tulis disini. Entah saya sudah berapa kali memutar lagu ini (Desert Oasis), rasanya belum ada titik bosan, pengen di puter lagi dan lagi. Lagu ini cukup punya keunikan jika harus di bandingkan dengan lagu-lagu instrument lainya, lagu ini Instrument musiknya di isi dengan Keyboards dan drums. Arabian flute dan gitarnya menjadi sebuah kerjasama yang bernilai seni. Dan itulah yang mendominasi setiap beberapa lagu yang di mainkan Mehdi. Padahal ada beberapa lagu yang punya genre yang sama yang sampai sekarang sudah masuk kantong koleksi winamp saya. Di antaranya ada punya kitaro, Yanni, Karunesh dan Omar Akram.

Seiring perkembangan penyatuan dunia film yang tidak lepas dari beberapa potongan musik, Lagu-lagu seperti ini seringkali menjadi salah satu background atau ilustrasi film layar lebar, bisa juga jika pada lagu-lagu tertentu biasanya di gunakan para praktisi yoga untuk memberikan efek tenang saat keperluan melakukan Meditasi.

Meskipun saya menyukai musik semua jenis, termasuk Dangdut atau gambus, namun demikian aliran musik new age juga menjadi salah satu pilihan lain jika saya harus menyebutkan musik apa saja yang sering kali saya putar di winamp jika harus menemani saat saya Blogwalking ataupun sekedar bolak balik Browsing.

Pada akhirnya musik atau lagu-lagu new age mengantarkan saya pada penemuan Paradigma baru, ciee bahasanya pakai sok politisi segala. Hehe.. Ya, kesimpulanya saya jadi sedikit bisa tahu; bahwasanya musik punya bahasanya masing-masing, jadi tidak terlalu buru-buru mau bilang gengsi lah jika suatu saat saya memburu lagu-lagu dangdut.

Yuuk, mari dengarkan musiknya :)


 

gambar: google
video: youtube

4 comments:

  1. Wah... foto di atas membuatku betah berlama-lama memandangnya.
    Subhanallah... bagus sekali....
    *dan aku kehilangan kata-kata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. selalu ada di tanah arab sampe kapanpun, semoga saja kaki mbak bisa menapakinya kelak saat ke Baitullah :) amiiin heehee...

      Delete
  2. Kang ada kopinya.? Saya bawa tikar dan kacang nih buat nikmatin lagunya...

    ReplyDelete
  3. Kopinya kebetulan udah ada kang, hehe tinggal di campur dengan lagu dangdut saja yg belum sempet saya dunlud

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More