Seperti pada cemburunya siang
kepada malam yang di lingkar bulan
Seperti pada bungkamnya bulan
Yang di usir malam ke punggung pagi
Yang di usir malam ke punggung pagi
Seperti pada gagahnya siang
Yang mengeja langit di mimbar sore
Yang mengeja langit di mimbar sore
Seperti pada kemunculan bulan
Yang memukul malam ke peluk gelap
Yang memukul malam ke peluk gelap
Hadirnya selalu di dapuk utk kembali
Tanpa pernah takut pada hal dan hasil yang sama,
Tanpa pernah menyerah pada yang seharusnya
Begitupun sekembalinya yg kesekian
Buku tua,
Jubahnya membungkus semangat
Sepasukan aksaranya menghitung jeli
Di hulu diamnya mengulum arti
Anak lembarnya di khatamkan
Buku tua,
Setua malam ini yang sedang di pungut sepi
Lembarnya menguning
Mengering dan pesing.
Hingga tidak sedikit di sudutnya memunculkan kata kata yang asing.
Hadirnya,
Pelan di eja membelah terjemah
Semburatnya memangku sejarah
Tiap katanya membasuh noktah
Setelahnya mengirim marwah
Dan, buku ini adalah untuk melawan lupa.
**buku peninggalan ayah (tafsir--bachtiar surin)
Indramayu 5 oktober 2013
puisinya hebat sob, saking hebatnya saya sulit mengartikan, izin share di fb yah :D
ReplyDeletehehee puisi itu liar dan kadang multi tafsir, jadi serahkan saja sama pembacanya sesuai dengan tingkat pemahaman masing2. oke, salamm
ReplyDelete