Sisakan Semangat Untuk Mereka



Jujur, ketika saya sengaja bertandang ke rumah teman2 untuk keperluan mengambil buku2 yang sudah tidak kebaca, untuk di sumbangkan buat kelanjutan BHSB di fase keenamnya, kiranya muncul perasaan semangat ganda, sekaligus bangga, sejatinya sikap kepedulian itu ternyata masih ada, Alhamdulillah ternyata masih tumbuh meski hanya sebatas pada gerakan yang mengekor dari orang2 yang sudah lebih dulu punya cerita hebatnya disana.
Entah tersebab apa, mereka seperti antusias ketika saya menanyakan tentang jejak keberadaan buku2 bekasnya mereka ada dimana, sekaligus menjelaskan buku2 tersebut untuk apa nantinya. Ya, dari pada rusak tak membekas atau dibakar mending dihibahkan kalau memang ada yang lebih membutuhkan. Itu lebih bermanfaat. Celetuk mereka yang sepertinya sudah merasa ikhlas sekali dengan bertumpuknya buku2 yang siap keluar kandang dan sengaja di niatkan untuk di hibahkan.
Dari sekian banyak orang yang sudah pernah mengenyam bangku pendidikan. Buku bacaan adalah satu paket dari kebutuhan setiap para pelajar. Kalo dirasa buku itu sudah tidak kebaca, padahal ilmunya masih ada, dan sudah menjadi barang bekas yang siap di tuker dengan bahan2 dapur, itu sih masih ada manfaatnya. Tapi kalau buku2 bekas tadi numpuk bertahun tahun dan menjadi rusak karena tidak terpelihara, rasanya buku itu sayang sekali karena hanya akan menjadi korban dari barang2 bekas yang siap membaur dengan kotoran dan sampah. Ilmunya hangus dan dari situ tidak menelurkan manfaat apa2. Padahal masih banyak bocah2 di luar sana (luar pulau jawa) yang masih sangat membutuhkan, mereka minim akan pasokan buku bacaan, bahkan hampir langka karena tidak adanya akses untuk bisa mendapatkan buku2 yang layak. Hak pendidikan mereka seperti merasa terpasung oleh hal hal yang sebenarnya menjadi kewajiban kita bersama. Utamanya adalah pemerintah sebagai penyelenggara negara.
Oke, kembali ke masalah buku bekas tadi. Saya harap dari kata "bekas" ini minimal kita tidak menjustifikasi atau mengkonotasikan sesuatu yang negatif. Kata bekas ini hanyalah bagian dari proses alamiah yang boleh jadi dari sesuatu yang punya label bekas tadi bisa kita galih menjadi sesuatu yang punya efek samping dan manfaat yang besar. Bekas itu tidak melulu kotor, bekas juga tidak melulu menjadi barang yang punya harga murah. Tidak terkecuali pada penggalangan gerakan untuk mengumpulkan buku2 bekas tadi, mengumpulkan buku yang masih layak baca dan punya nilai edukasi yang tinggi. Yah, dari situ kami sebagai orang yang masih menyisakan semangat untuk gerakan ini. Moga saja bisa menemukan orang2 yang bisa di ajak kerjasama, menyisihkan buku2 bekasnya untuk di hibahkan, dan tidak ada paksaan, dan ternyata ada, bahkan banyak. Terimakasih saya ucapkan buat semuanya dengan perasaan bangga.
Di fase keenamnya ini, BHSB masih tetap hadir. Tidak tahu sudah berapa kwintal buku yang sudah berhasil di bagikan dan menyentuh ke daerah2 pedalaman. Mudah2an saja dari serangkaian proses dari perjalanan BHSB ini, kedepanya bisa tetap punya misi dan slogan yang sama; berbagi buku tebarkan ilmu, atau tidak harus menunggu kaya untuk berbagi dengan sesama. Atau slogan2 lainya yang bisa menginspirasi banyak orang.
Tapi untuk soal berapa total jumlah buku yang sudah berhasil di bagikan, yang sudah menyentuh daerah2 pedalaman. Sebetulnya esensinya bukan itu. Berapa nilai jumlah itu bukan di anggap sebagai ukuran sebuah keberhasilan, atau di sikapi sebagai sebuah pencapaian. Ini hanya murni soal niat kami, niat untuk mengajak orang2 yang mungkin masih ragu untuk berbagi, yang mungkin masih ragu untuk peduli, atau yang masih ragu untuk menaruh investasi. Sederhananya kami hanya mau menularkan atau membagikan semangat kepada orang lain dengan harapan bisa di tiru, bisa di ikuti, atau sukur2 kedepanya muncul gerakan2 serupa.
Dari penggalangan pengumpulan buku2 bekas ini, rasanya tidak kemudian menggugurkan kewajiban kami untuk bersedia menerima buku2 baru. Kalopun sengaja ada buku2 baru itu sangat bersukur sekali, artinya bisa diterima. Kalau menengok BHSB pada fase2 sebelumnya sih bahkan ada yang sengaja mentransfer dalam bentuk uang, itu donasi dan langsung masuk kantong kas BHSB. Tidak harus terpaku dengan buku2 bekas, dan tidak sebatas orang2 yang ada di republik ini saja, ada beberapa dari mereka yang tinggal di luar negri juga pernah bersedia memberikan donasinya. Dari Malaysia, Korea, bahkan Amerika. Terimakasihnya buat mereka.
Yaa, untuk fase keenam ini kebetulan saya di daulat menjadi Volunteer dan dapet kebagian untuk memegang wilayah Cirebon dan sekitarnya, ini amanah sekaligus tanggung jawab. Fase keenam sendiri deadlinenya sampai bulan Februari, jadi sebenarnya masih banyak waktu, dan masih memberi kesempatan buat siapa saja untuk bisa mendermakan hatinya dalam bentuk yang sudah saya jelaskan di atas. Harapanya sih sederhana; Bismillah, dengan mengajak beberapa teman yang tidak harus seorang blogger atau pesbuker... Semoga saja BHSB fase keenam ini bisa berjalan sukses, sekaligus bisa membidani pada lahirnya anak2 yang terbebas dari lingkaran kebodohan.

Salam




Indramayu, 7 Des 2013

12 comments:

  1. kegiatan yang sangat mulia mas, semoga menjadi contoh kita semua :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin, moga saja niat baik kami bsa di ikuti banyak orang

      Delete
  2. Kegiatan yang sangat menginpirasi bagi kita semua, dengan fitrah manusia yang merupakan makhluk sosial kita semestinya ikut tergerak untuk mendukung BHSB :)
    Salam Sukses :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudahkan mas dadang bergabung ke BHSB?

      Delete
    2. Masalah bergabung atau tidaknya saya tidak paham posisi seperti apakah yang bisa menyatakan kalau saya sudah bergabung di BHSB, tetapi saya sudah mencoba menyebarkan tentang gerakan ini ke teman - teman kampus. Namun sampai saat ini masih belum memperoleh hasil yang maksimal tentang adanya gerakan kepedulian terhadap sebuah buku. saya tidak akan menyerah dan terus mencoba untuk terus berteriak tentang BHSB.
      Salam sukses !

      Delete
  3. Dulu ada banyak buku yg sengaja saya bakar karena sudah pda rusak, dulu tidak tau kalo ada gerakama semacam ini. bersukurlah kalau ternyata msh ada orang orang yg peduli dengan realita dunia pendidikan negri ini, yg msh banyak kesenjangan di sana sini.

    makasih buat infonya, moga bhsb ttp istikomah dalam perjuanganya. keep smile!

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin, mudah2an ini msh separuh dari perjuangan kami. doain yah :)

      Delete
  4. apakah dalam bentuk buku dan uang saja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo fase2 sebelumnya sih baju jg bisa. lebih detailnya bsa masuk ke hibahbuku.net

      Delete
  5. semoga bisa terkumpul banyak bukunya

    ReplyDelete
  6. waktu dulu masih jaman sekolah dan kuliah suka ikutan mas, tapi sekaran udah gak ada lagi buku yang dibaca :P
    biasa baca di internet sih, pengabdian masyarakatnya pndah ke pengelan internet aja deh jadinya

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More