Latah Berpolitik




Politik itu tidak lebih dari sekedar kotoran ayam (tembele*). Kalo sudah di colek pasti baunya kemana-mana. Hehe

Tapi kenapa begitu banyak orang merasa perlu untuk terjun ke dunia politik? Jawabanya mungkin beragam, terus juga tidak terpaku pada satu domain sebagai orang2 yang peduli sama kepentingan negara. Ada yang bener2 jujur sebagai penyambung lidah rakyat (memperjuangkan hak rakyat), ada yang di artikan sebagai tantangan, ada juga yang sengaja mencari peruntungan soal materi dalam panggung politik yang katanya sangat menggiurkan. Yang lebih parah mungkin kalo semata hanya mencari sensasi karena nama besarnya. Barangkali pemikiran saya ini salah? yang protes silahkan!

Bukan karena saya sedang memelihara sifat suudzon ya, bukan juga karena saya tidak menaruh percaya sama orang yang mencoba mempunyai tujuan2 baik, tapi lebih pada mencari jawaban dari banyaknya pertanyaan kenapa begitu banyak orang yang sudah latah berpolitik. Bahkan mereka ada kesan tidak mau tahu apa esensi dari ijtihad tujuan politik itu sendiri. Apalagi ketika musim kampanye jelang pilihan presiden kaya sekarang; wuuih semuanya seperti merasa paling tahu, merasa paling punya kepentingan soal politik.

Ramehnya kampanye hitam di ruang cyber membuat saya merasa sulit buat sekedar membedakan mana informasi beneran dan mana murni berita yang punya tendensi hoax!... Apakah separah ini iklim demokrasi negri kita ketika menghadapi pesta rakyat? Dengan menjejali unsur2 pembodohan. Saya juga tidak sepenuhnya menyalahkan kondisi negara yang sekarang, tidak juga menyalahkan beberapa peran media yang di nilai banyak orang kurang independent. Saya hanya menyayangkan ko kenapa orang-orang gampang sekali kemakan berita2 yang punya unsur black campaign, bahkan begitu mudahnya terhipnotis dengan sosok tokoh idola yang biasa saya sebut sebagai sikap fanatisme yang berlebihan.

Kenapa berlebihan? Ya jelas, ketika mereka mempunyai sosok tokoh idola yang sudah maju menjadi capres? Ada baiknya silahkan bagikan kreatifitas mereka sebagai bentuk dukungan kepada idolanya, bagikan setumpuk track record beberapa prestasinya, bisa juga memasang avatar di mediasoisal bergambar capres pilihanya, atau bila perlu paparkan program kerjanya seperti apa untuk Indonesia kedepan. Bukan malah belok arah kemudian menyerang balik dengan menjelek-jelekan capres pesaingnya. Itu sesuatu yang berlebihan. Seperti limbah dari pemilu yang bermasalah. Apakah menggunakan sentimen agama atau tuduhan2 dan fitnah menjadi syarat untuk berkampanye? Oh no! Kalo begitu kerdil sekali bangsa kita. Kalo mau sedikit saja menyumbang hal positif buat negri ini, setidaknya pakailah jalan lain; sumbanglah dalam bentuk prestasi, karya, dan hal-hal lain yang punya nilai positif. Simpel.

Kalo tiap kali saya buka mediasosial, tidak sedikit teman__entah itu cuma pengagum capres tertentu__entah itu juru kampanyenya, atau sebatas konstituen partai peserta pemilu, semuanya seperti terlalu bersemangat. Emang mau di gaji berapa ya? Hehee masalahnya bukan esensi dari kampanyenya yang mereka usung, tapi seperti terlalu bernafsu untuk menjatuhkan pasangan capres seberang. Menaburkan benih-benih kebencian, udah gitu seperti sibuk sekali mencari kelemahan pesaingnya, dengan mencari isu dan berita2 negatif, mencari semua yang biasa saya sebut sebagai jurus menghalalkan segala cara. Tentu ini bukan kabar baik buat negri ini.

Tujuan dari republik ini begitu luas, jadi harus berpikir luas juga ketika kemudian di hadapakan untuk memilih figur pemimpin. Dan tidak fanatis buta pada satu rezim..

Jujur, saya sangat mengapresiasi orang2 yang sudah berani dan siap masuk di dunia politik, selagi tidak punya penyakit " pelupa " ketika kemudian sudah berjuang dan bisa duduk manis disana. Bekerjalah atas nama amanah dan berbaju khalifah, dan kami selalu ada di belakang.






070614
Gambar darisini



7 comments:

  1. kalau ngurusi politik gak ada habisnya mas, kawan bisa jadi lawan dan sebaliknya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kang, kebohongan2 seperti sudah menjadi senjata ampuh utk memuluskan semua ambisinya. sya menjadi nyinyir ketika membuka sosial media dan kemudian menemukan thread yg isinya tdk lebih dari berita2 kotor, entah itu ada tendensi fitnah ataupun ketika sudah masuk pada sentimen agama. bahaya sekali dan cenderung tidak mendidik... sekarang, mudu pinter2 nelen informasi, jangan asal kunyah. media2 mainstream yg dulunya kredibel sekarang udah sedikit terpengaruh utk di jadikan kendaraan poitik.

      Delete
  2. Banyak blogger2 yang dibayar mahal untuk kampanye ini hehehe
    Jadi aku malah mual beneran sama yang teriak2 :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apakah mbak Anaz pernah di tawarin juga? hehee

      Delete
  3. aku cuma tugas milih aja gak ikutan kampanye :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju buu, hehee kampanye sih boleh itu bagian dari demokrasi. tap saya eneg kalo buka medsos kemudian banyak temen membagikan sesuatu yg sya rasa sudah masuk wilayah black campaign. sibuk sekali membgikan keburukan2 capres tertentu... itulah kalo seseorang sudah menjadi fanatisme buta pda satu rezim

      Delete
  4. politik? adalah sebuah pernyataan dari seorang pemusik
    dengan musik , dunia menjadi indah
    dengan politik, dunia menjadi binasa

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More