Waktu Yang Di Jual Mahal



Kayaknya udah lama saya enggak nulis disini, ternyata waktu begitu cepat meninggalkan februari dengan segala ceritanya hehee. Ya, disitulah terakhir kali saya nulis. dan waktu juga yang Alhamdulillah sekarang saya bisa hadir dan menulis lagi disini. dengan membawa kabar baik dan sehat.

**
Untuk enam bulan terakhir ini, sejak kali pertama saya numpang hidup, menetap dan kerja disini, waktu terasa di jual begitu mahal. Sangat mahal. Di negri ini, istilah 'waktu adalah uang' memang benar adanya. Harus bisa memanfaatkan dan mengambilnya dengan cepat kalo tidak ingin kabur ketiup angin. Tapi tak apalah mahal juga, kalo emang WAKTU itu sekiranya bisa di konversi menjadi sesuatu yang positif, insya Allah hal2 yang baik juga dengan sendirinya akan mengikuti dari belakang. Aminnn

Siap tidak siap saya harus siap, yaa, karena semuanya sudah satu paket dengan tujuan awal saya bisa ada disini. Semuanya harus di perhitungkan betul bagaimana mengatur dan memanage waktu. Kapan waktu harus di gunakan untuk kerja, dan kapan waktu yang harus di manfaatkan untuk istirahat, atau bisa mencuri hari libur untuk keperluan2 lain. Misalnya saja sekedar buat jalan2, ketemuan sama temen, atau berkunjung dan bersilaturahmi kemana yang sekiranya bisa melepas lelah dan penat setelah semingguan berkerja. Semuanya harus di manage sebaik mungkin.

Ya, apalagi waktu pas musim dingin tiba, budaya cepat2 adalah sebuah keharusan. Di terapkan dalam hal apapun. Disini nenek2 saja jalanya cepet banget. Mungkin mereka sudah terbiasa, waktu adalah perumpamaan sebagai barang yang mahal. Harus di kejar. Hampir kebanyakan orang ketika keluar rumah semuanya berjalan cepat, tidak sedikit yang lari untuk menghindari suhu ekstrim, atau mengejar jadwal keberangkatan bis atau kereta yang semuanya sudah terjadwal betul, telat satu atau dua menit saja kita akan ketinggalan dan harus menunggu jadwal keberangkatan bis berikutnya, dan itu sesuatu yang merugikan. Makanya, budaya cepat2 sudah mengakar bagi orang2 Korea. Orang yang datang terlambat di cap sebagai pribadi yang buruk.

Bicara lagi soal waktu, buat saya ya emang mahal, buat nulis di blog saja kadang harus nyuri2 di jam istirahat kerja hehe, atau setelahnya pulang kerja, itu kalo lage ada mood buat nulis. Kalo not idea atau gak ada ide sama sekali ya tetep males. Selamanya blog kena jamuran. Huahhh!

Berhari-hari, waktu seperti berjalan lebih cepat, menggerus apa yang hadir di depan, meninggalkan jauh semua yang masih di belakang. Meninggalkan orang2 pemalas, dan jauh meninggalkan orang yang suka membuang buang kesempatan, karena datang waktu berikutnya belum tentu akan menawarkan rasa dan kesempatan yang sama. Ibaratnya waktu itu adalah rejeki, bisa jadi senjata tajam yang siap menebas benda2 tumpul dimanapun, yang jika kemudian di salah gunakan maka bisa melukai siapapun. maka harus di manfaatkan betul. Toh, ketika kemudian waktu memberikan bonus atas kerja keras kita selama ini, sebenernya kita2 juga yang bakal menikmatinya, entah itu kapan datangnya.

Waktu nyatanya sudah mengantarkan saya ada disini, dan sudah membagi sebegitu banyaknya ruang buat saya. Soal apapun, entah itu jalan rejeki, ibadah juga, dan beberapa menu hidup lain yang membuat saya bisa belajar banyak bagaimana bisa berteman baik dengan waktu.

Berteman baik dengan waktu, adalah dengan memanfaatkanya..

2 comments:

  1. iyaa, waktu itu mahal... yang murah itu gorengan pisang heheeeh

    ReplyDelete
  2. Betul banget, nih. Belakangan aku rasanya kurang memanfaatkan waktu, harus lebih disiplin :)

    ReplyDelete

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More