Sepotong Korea Di Tanah Muguk

 

Tiap kota itu barangkali punya pesonanya sendiri2.. punya ke khas-an yang boleh jadi tidak dimiliki oleh kota2 lain. tidak terkecuali kota Muguk Eumseong dengan sejuta kesederhanaanya... Dari alkisah sejarah yang pernah saya baca di beberapa milis, di wikipedia juga. di kota inilah seorang Ban kin-moon di lahirkan dan tumbuh dewasa. Siapa yang tidak tau Ban kin-moon? Beliau adalah orang yang begitu berpengaruh di dunia__ yang kini menjabat sebagai sekjen PBB bermarkas di New york.

Sepanjang pengamatan dari yang saya lihat dari kota ini sebenarnya tidak ada yang begitu istimewa. Sangat sederhana. Hanya sebuah kota kecil yang terletak di bagian timur daerah Eumseong propinsi Chung cheongbuk-do Korea bagian tengah. Dimana di sekitaran daerah dikota ini, tepatnya di daerah kabupaten Eumseong di kenal sebagai penghasil buah stroberi, ginseng, cabe merah, semangka dan daging sapi. Untuk ukuran kota2 besar yang ada di Korea, yang dikenal bersih dan tata kelola kota yang sangat rapih, Muguk bisa di bilang belum termasuk ada di dalamnya. Hanya sebuah kota kecil. Tatananan kotanya tidaklah terlalalu rapih, kadang kalo harus jalan kaki di sepanjang pinggiran jalan kota ini saya masih suka menemukan sampah yang berserakan tidak pada tempatnya.

Di kota ini Hanya ada beberapa bangunan tinggi berkonsep mewah, apartemen dan gedung pemerintahan, atopun jejeran toko berbaris sepanjang jalan. Tidak seperti halnya kota2 besar lainn kaya macam kota Incheon, Daegu, Busan ataupun Seoul sebagai pusat dari lahirnya gedung2 pencakar langit ataupun bangunan berkonsep modern. Disini juga belum ada jalur kereta untuk bisa menghubungkan dengan kota lainya. Bisa jadi karena masih termasuk kategori daerah perbukitan menjadi alasan utamanya. Kalopun untuk bisa bepergian ke kota Seoul atau Ansan misalnya, jalur satu2nya adalah nemakai jasa kendaraan bus. Cukup murah sebenernya, hanya merogoh kocek 7500 won saja untuk bisa sampe kesana. Itupun jarak tempuh hanya perlu 1 jam lebih saja bisa langsung turun di jantung kota. Terminal dan stasiun kereta.          



Hanya saja buat saya sendiri ada yang sangat istimewa dari kota ini, yaitu berdirinya sebuah Mushola ataupun Masjid di tengah2 kota. Namanya Masjid Ar-royyan. Nama ini di ambil dan di sepakati bersama hasil musawarah ..Tepatnya hanya kurang lebih 100 meter dari arah terminal. Meskipun keberadaan Masjid tersebut masih belum permanen, hanya sewa tempat. Baru tujuh bulan berjalan. Dan Alhamdulillah hadirnya Masjid tersebut berkat perjuangan teman2, jamaahnya sudah banyak, khususnya orang2 Indonesia yang ada daerah Eumseong. Subhanallah semangat mereka luar biasa untuk bisa dengan segera menghadirkan rumah Allah. Meskipun keberadaan mereka2 sebagai kaum minoritas. Di kota ini juga saya bisa menemukan banyak teman dari Indonesia yang bekerja di Korea, lewat sebuah wadah di komunitas Masjid. barangkali mereka punya misi perjuangan yang sama sebagai perantau, punya jalan cerita yang hampir sama sebagai seorang yang sedang mencari rejeki, dan mungkin punya mimpi yang sama sebagai orang yang sudah mengumpulkan niat untuk hidup disini sebagai orang pendatang.

Yahh, Kota Muguk. Keberadaanya menjadi kota penting buat saya pribadi, disinilah saya pertamakali membeli jaket musim dingin waktu itu, disini juga saya bisa menebus kerinduan untuk bisa bermain sepakbola, disiini juga saya harus membeli sepeda buat kebutuhan dan keperluan kesana kemari sebagai kendaraan alternatif. Dan, disini juga saya pertama kali bisa takbiran dan nginap di malam lebaran bersama teman2 di negri orang hehe.. rasanya sudah terlalu banyak sekali untuk kemudian di jual sebagai sebuah kenangan.

Nah, untuk yang pernah tinggal di kota Muguk pasti tau dimana keberadaan terminal bus nya. Terkesan masih ngampung, jauh dari kesan unsur modern. Bukan korea banget hehee. Bentuk bangunanya juga lebih kaya konsep peninggalan jaman dulu. Tapi itu yang membedakan dengan terminal2 lainya.

Hanya saja Muguk tetaplah kota dengan sejuta kesederhanaanya. Untuk yang pernah singgah, tepat dihari pas ada pasaran. Tentu tidak terlewatkan untuk bisa belanja dan masuk ke dalamnya. Lebih menyrupai pasar tradisional kalo di Indonesia sih, tapi disini lebih rapih dan bersih. Terus juga tidak mengganggu ketertiban umum.

Yaa, mungkin sampe kapan saya bisa tetap disini. Menetap disini, moga saja sampe beberapa tahun kedepan, karena Muguk selalu menawarkan hal2 yang ngebuat saya bisa terus mampu merawat semangat saya sendiri, untuk bisa terus survive menjalani hidup sebagai seorang petantau di negri orang.. tentunya dengan segala keterbatasan.



Eumseong, 4 Oktober 2015   

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkanlah komentar anda di sini

Baik tidaknya artikel ini hanya pada sebatas tujuan untuk berbagi. baik itu informasi, inspirasi ataupun sekedar basa basi. Baca juga artikel yang lain, terima kasih...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More